Kamis, 23 Juni 2011

Panen kedelai diproyeksi melonjak, CPO anjlok ke level terendah tujuh bulan

Panen kedelai diproyeksi melonjak, CPO anjlok ke level terendah tujuh bulan
KUALA LUMPUR. Minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tumbang ke level terendah tujuh bulan. Koreksi harga CPO seiring jatuhnya harga minyak kedelai ke level terendah lima pekan, karena panen di AS dan Eropa diprediksi meningkat saat cuaca dingin.

Kontrak CPO untuk pengiriman September di Malaysia Derivatives Exchange anjlok 1,2% ke level RM 3.140 atau setara US$ 1.035 per metrik ton. Ini level terendahnya sejak 23 November silam. Kontrak yang sama diperdagangkan di RM 3.152 per metrik ton, hingga pukul 11.09 waktu Kuala Lumpur.

Sedangkan, kedelai untuk pengiriman November di Chicago Board of Trade turun 0,2% ke US$ 13,305 per bushel, setelah kemarin juga anjlok hingga 1,9%. Sementara, minyak kedelai untuk pengiriman Desember jatuh 0,7% ke posisi 57,11 cent per pound.

World Weather Inc. mengatakan, cuaca panas minggu depan di AS, mungkin lebih pendek dari perkiraan, sehingga bisa mendukung pertumbuhan tanaman baru. AS sebagai eksportir terbesar di dunia untuk produk kedelai, jagung dan gandum.

Sementara itu, Alfred C. Toepfer International GmbH memproyeksikan musim hujan di Ukraina dan Rusia, dan cuaca lembab di Eropa pada bulan ini, mungkin membatasi kerusakan tanaman gandum yang disebabkan kekeringan di Perancis dan Jerman.

Analis investasi ECM Libra Capital Sdn. Arhnue Tan bilang, ada prospek cuaca yang lebih bagus saat ini. "Peningkatan persediaan minyak nabati lainnya akan memicu lemahnya harga minyak sawit," ujarnya.

Pekan ini, Departemen Pertanian AS menyebut, sekitar 70% hasil panen jagung, dan 68% panen kedelai dalam kondisi yang sangat bagus, hingga 19 Juni kemarin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar