Kamis, 23 Juni 2011

Sinyal permintaan bakal melemah, minyak terkoreksi di pasar Asia

Sinyal permintaan bakal melemah, minyak terkoreksi di pasar Asia
SYDNEY. Harga minyak melemah setelah Federal Reserve menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS. Proyeksi tersebut menjadi sinyal permintaan bahan bakar AS akan melemah.

Minyak WTI untuk pengiriman Agustus turun US$ 1,41 ke level US$ 94 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, dan berada di US$ 94,12 per barel pada pukul 09.14 waktu Sydney. Kontrak yang sama kemarin naik ke US$ 95,41 per barel. Sementara, kemarin, minyak Brent untuk pengiriman Agustus reli 2,9%, dan mengakhiri sesi perdagangan di ICE Futures Europe pada posisi US$ 114,21 per barel.

The Fed memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 2,7% hingga 2,9%, dari proyeksi April di 3,1% hingga 3,3%. Adapun, pertumbuhan ekonomi tahun depan diperkirakan di kisaran 3,3% hingga 3,7%, dibanding proyeksi sebelumnya di 3,5% hingga 4,2%.

Minyak juga tertekan setelah Departemen Energi menunjukkan cadangan minyak AS turun kurang dari perkiraan. Stok minyak mentah turun 1,71 juta barel menjadi 363,8 juta pada pekan lalu, di bawah perkiraan pasar yaitu bakal turun 1,83 juta barel. Sementara, persediaan di Cushing, Oklahoma meningkat untuk pertama kalinya dalam empat minggu, yaitu naik 273.000 barel.

Kepala analis Adam Mesh Trading GroupTodd Horwitz menyebut, sepertinya pasar masih menuju ke level lebih rendah dalam jangka pendek. "Harga bisa bergerak kembali ke kisaran US$ 80 per barel, hingga pertengahan Juli. Stok minyak masih berlimpah," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar