Kamis, 23 Juni 2011

BRAU targetkan produksi naik 3 juta ton per tahun

BRAU targetkan produksi naik 3 juta ton per tahun
JAKARTA. Setelah sebagian besar sahamnya dikuasai Bumi Plc, PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) tancap gas untuk ekspansi. Tahun ini BRAU telah menyiapkan dana sebesar US$ 126 juta untuk belanja modal atawa capital expenditure (capex).

Dengan belanja modal tersebut, perusahaan batubara ini berniat meningkatkan produksi batubaranya hingga mencapai 20,3 juta ton tahun ini. "Sedangkan hingga 2014 nanti kami canangkan produksi bisa mencapai 30 juta ton," kata Rosan P. Roslani, Direktur Utama BRAU di Jakarta, Rabu (22/6).

Untuk mencapai target tersebut di 2014, Rosan memperkirakan perusahaannya akan membutuhkan dana sebesar US$ 350 juta. BRAU akan mendanai belanja modal menggunakan kas internal.

Perusahaan tambang ini juga menegaskan pihaknya masih belum berminat mencari pinjaman perbankan untuk mendanai belanja modal. "Kami akan penuhi capex dengan mengandalkan kas internal dan laba ditahan, itu cukup hingga 2014 mendatang," tegas Rosan.

Ekspor hasil produksi

Dengan masuknya Bumi Plc sebagai pemegang saham mayoritas, BRAU optimistis produksinya bisa meningkat pesat. Perusahaan tambang ini berencana meningkatkan produksinya hingga 3 juta ton per tahun. Di masa lalu, produksi batubara BRAU hanya bisa meningkat 1 juta ton setiap tahunnya.

Dengan target produksi batubara sebesar 20,3 juta ton tahun ini, BRAU mematok target volume penjualan bisa mencapai 20,1 juta ton. Di 2010, BRAU berhasil mencatatkan penjualan sebsar 17,07 ton dengan tingkat produksi sebesar 17,38 juta ton.

Rosan menuturkan, dari total target penjualan tersebut, sekitar 97% di antaranya sudah mendapat pembeli. Sebagian besar pembeli berasal dari luar negeri. Penjualan terbesar batubara BRAU memang untuk pasar ekspor. Negara tujuan ekspor BRAU antara lain China, Korea Selatan, India dan Taiwan.

Selain menargetkan peningkatan produksi, harga jual rata-rata batubara BRAU juga meningkat dari US$ 61 per ton jadi US$ 74 per ton. Kenaikan harga ini akan meningkatkan laba sebelum pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) hingga 70%.

BRAU menargetkan pendapatan sekitar US$ 1,49 miliar tahun ini. Namun kenaikan laba bersih diperkirakan tidak setinggi kenaikan EBITDA. "Laba bersih paling hanya naik 30% saja," pungkas Rosan.

Kepala Analis Teknikal Batavia Prosperindo Sekuritas Billy Budiman bilang, ini saat menguntungkan bagi perusahaan tambang batubara. BRAU bisa menikmati hasil dari tren kenaikan harga batubara. "BRAU juga bisa mendapat kepercayaan dari calon pembeli karena mereka berada di bawah Vallar," katanya.

Namun Billy belum tidak memberikan rekomendasi beli bagi BRAU. Ia menilai likuiditas emiten ini akan menipis seiring aksi tender offer Bumi Plc, yang dulu bernama Vallar. Namun secara terknikal Billy melihat saham BRAU bisa bergerak ke posisi Rp 600 per saham.
Sekadar catatan, Bumi Plc telah merampungkan tender offer saham BRAU. Masa penawaran tender berlangsung antara 11 Mei hingga 3 Juni.

Selama penawaran, Bumi Plc menerima penawaran 3,4 miliar saham. "Setelah penyelesaian penawaran tender, Vallar sekarang memiliki 29,57 miliar saham Berau, mewakili kurang lebih 84,7% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor," kata Lord Robin Renwick, Direktur Vallar Investment UK Ltd melalui keterbukaan informasi di BEI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar