Senin, 26 Maret 2012

Krisis Eropa Mencuat Lagi, Rupiah Bakal Lesu

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS pada kontrak harga emas di London, Senin (26/3/2012) diprediksi melemah. Potensi hard landing China dan kembali mencuatnya krisis Eropa jadi pemicunya.

Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, kemungkinan rupiah yang masih melanjutkan pelemahan. Sebab, menurutnya, data manufaktur China telah mengkonfirmasi potensi hard landing.

Artinya, China telah menunjukkan perlambatan ekonomi yang serius. Kondisi ini, berpotensi menekan mata uang emerging market termasuk rupiah. Tapi, pelemahan rupiah akan terbatas seiring dengan potensi penguatan akibat intervensi jika melemah di atas 9.230 per dolar AS. "Karena itu, jika melemah akan terbatas pada level 9.220. Sementara itu, level penguatannya terbatas pada angka 9.170 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.

Secara sentimen, lanjut Christian, masih ada potensi topangan bagi penguatan dolar AS sekaligus menjadi tekanan bagi rupiah. "Sebab, kecemasan krisis Eropa berpeluang kembali mencuat dalam sepekan ke depan seiring dengan adanya aksi demonstrasi di Portugal," timpalnya.

Pada saat yang sama, kata dia, pasar juga cukup frustasi dengan kemajuan reformasi fiskal di Spanyol yang berjalan lambat. "Situasi pasar obligasi di Eropa juga mulai negatif di mana yield obligasi Spanyol dan Italia kembali menanjak," ujarnya.

Christian memaparkan, yield obligasi Spayol kembali naik di atas 5%. Untuk tenor 10 tahun naik ke level 5,51%. Sementara itu, yield obligasi Italia mencapai 5,09%. "Angka ini naik sekitar 1,94% untuk Italia dan Spanyol 2,05%," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS pada kontrak harga emas di London, Kamis (22/3/2012) ditutup melemah 7 poin (0,07%) ke level 9.184/9.194 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar