Rabu, 19 Januari 2011

13 BUMN jaga harga surat utang negara

Date : Jan 19 2011, 12:59
Title : News Story
Header : 13 BUMN jaga harga surat utang negara


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Pasar obligasi terus mengalami tekanan hebat. Sinyal ini terbaca
dari indeks harga Surat Utang Negara (SUN) yang terus merosot selama sepekan
lebih. Kemarin (18/1) indeks harga SUN kembali terjerembab ke level terendah
semenjak Juni 2010 di level 99,47.
Padahal pada akhir tahun 2010, indeks harga SUN masih perkasa di level
106,05. Penurunan cukup dalam ini memang tidak lepas dari kekhawatiran investor
terhadap ekspektasi inflasi tinggi pada bulan ini.
Beberapa SUN jangka panjang seperti FR0054 telah menyentuh harga terendah
sejak Juli 2010 di level 94,84. Tak heran yield SUN bertenor 20 tahun ini ikut
terkerek naik menjadi 10,1% per tahun.
Tak ketinggalan harga SUN seri FR0050, juga menurun cukup dalam. Kemarin
harga SUN tenor 27 tahun ini juga menyentuh level terendah sejak Juli 2010 di
99,5. Turun 12,71% dari posisi seminggu lalu. Imbal hasil SUN FR0050 pun
menanjak dan kini bertengger di 10,56%.
Naik turun harga SUN memang hal biasa. Tapi, ini menjadi sinyal waspada
bagi pemerintah. Sebab, jika harga SUN turun terus, pemerintah harus membayar
tinggi imbal hasil bunga SUN.
Wajar saja bila pemerintah berupaya menjaga supaya harga SUN tak terjun
bebas. Salah satu upayanya adalah dengan pembentukan Bond Stabilization Fund
(BSF).
Lewat mekanisme ini, pemerintah menugaskan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
berkocek tebal menjadi pembeli siaga alias stand by buyer SUN ketika harganya
jatuh.
Tercatat ada 13 BUMN yang bakal mendapat tugas ekstra itu. Deputi Menteri
BUMN Bidang Perbankan dan Jasa Keuangan Parikesit Suprapto menjelaskan, 13 BUMN
tersebut berasal dari sektor perbankan, asuransi, serta investasi. "Kalau
perbankan itu ada empat bank, asuransi tujuh, lalu ada Jamkrindo. Sedangkan
untuk BUMN sekuritas hanya sebagai arranger," ujar Parikesit, Selasa (18/1).
Namun, Parikesit enggan menyebutkan besaran dana yang akan disiapkan BUMN
untuk pembelian SUN. Yang jelas, tidak ada batasan bagi BUMN untuk membeli SUN
ketika harganya jeblok.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto
menjelaskan, secara teknis BUMN baru bisa melakukan pembelian ketika harga SUN
benar-benar jatuh dan sudah mencapai batas bawah.
Pemerintah sudah menyiapkan Crisis Management Protocol yang akan berfungsi
memberikan sinyal bagi BUMN untuk mulai masuk memborong SUN. "Nanti penentuan
batas bawah harga SUN ketika jatuh berdasarkan operasi pasar terbuka," kata
Rahmat.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, Sofyan Basir menyatakan
bahwa BRI siap membeli surat utang pemerintah bila memang ada krisis. "Apalagi
kalau sudah diamanatkan Menteri BUMN," ujarnya.
[ Bambang Rakhmanto, Adisti Dini, Avanty Nurdiana ]

KONTAN Wed, 19 Jan 2011 ( 09:34:41 WIB )


=======================================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar