Rabu, 19 Januari 2011

Harga batubara melonjak akibat kenaikan harga minyak dan banjir Queensland

Date : Jan 19 2011, 13:10
Title : News Story
Header : Harga batubara melonjak akibat kenaikan harga minyak dan banjir Queensland


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Banjir di Queensland Australia serta naiknya harga minyak dunia
membuat harga batubara terkerek. Saat ini, Harga batubara termal di pelabuhan
Newcastle di New South Wales, patokan untuk Asia, melonjak US$ 6,70 atau 5,1%
menjadi US$ 138,50 per metrik ton pada pekan yang berakhir 14 Januari. Angka
ini merupakan angka tertinggi sejak September 2008.
Banjir di Queensland merupakan bencana banjir paling parah sejak 50 tahun
kebelakang yang dialami Australia. Banjir ini menelan kerugian sebesar US$ 2,3
milliar. Akibatnya hanya 15% saja pabrik batubara dari total 75 tambang
batubara yang beroperasi.
Australia sendiri merupakan produsen batu bara terbesar yang menyumbang
dua per tiga kebutuhan dunia. Batubara asal Australia sekitar 90% produksinya
berasal dari Queensland. Banjir inilah yang diprediksi mengerek harga batu bara
secara global.
Queensland sebagai salah satu daerah yang terkena banjir, mampu
memproduksi batubara sebanyak 245 juta ton pada 2010. Jumlah ini menyumbang
pasokan batubara dunia sebanyak 21%. Namun karena banjir perkiraan akan
memangkas produksi hingga 15 juta ton.
Saat ini perusahaan besar yang beroperasi di Queensland adalah Rio Tinto,
BHP Biliton dan Xstrata. Kalangan industri menyatakan, meski mayoritas tambang
batu bara di kawasan itu siap beroperasi penuh maupun sebagian, namun
diperlukan waktu beberapa bulan untuk mencapai kapasitas normal.
Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia Irwandi bilang kondisi
bencana ini diperkirakan segera pulih dan masa perbaikan tidak lebih dari 1
tahun. Karena itu, jika suplai mencukupi kebutuhan maka harga global akan
kembali normal.
Industri batubara dalam negeri menurut Irwandi tidak akan akan terpengaruh
dengan harga di pasar global. Pasalnya, Indonesia sendiri banyak volume
produksinya hingga mencapai 270 juta ton.
Sedangkan kebutuhan batubara dalam negeri hingga mencapai 70 hingga 90
juta ton. Pengaruh harga dalam negeri murni terpengaruh pasokan dan
permintaan."Tapi pasokan batubara saya pikir masih mencukupi," ungkapnya.
Hanya saja jika tidak diawasi produsen akan lebih memilih ekspor untuk
memenuhi kebutuhan global. Saat ini 70% dari total produksi batubara lokal
untuk pasar ekspor, dan sisa 30% untuk kebutuhan dalam negeri.
Nah, jika kebutuhan global meningkat, ada potensi produsen lebih fokus
memasok untuk kebutuhan global, dan suplai di dalam negeri bisa berkurang dan
harga pun ikut terdongkrak."Itu tanggung jawab pemerintah untuk memproteksi
kebutuhan dalam negeri dan tidak terlalu fokus ke ekspor," ungkap Irwandi.
[ Yudo Widiyanto ]

KONTAN Wed, 19 Jan 2011 ( 09:46:18 WIB )


=======================================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar