Kamis, 10 Maret 2011

BRAU akan buyback surat utang US$ 450 juta

Date : Mar 10 2011, 10:10
Title : News Story
Header : BRAU akan buyback surat utang US$ 450 juta


Story
=======================================================================================

JAKARTA. PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) mulai membuka penawaran pembelian
kembali (buyback) surat utang yang diterbitkan anak usahanya, Berau Capital
Resources Ltd. Nilai surat utang berjenis guaranteed senior secured notes ini
mencapai US$ 450 juta atau sekitar Rp 4 triliun. Surat utang tersebut terbit
pada 8 Juli 2010 dan sejatinya jatuh tempo pada 2015.
Manajemen BRAU telah menunjuk HSBC sebagai pelaksana buyback surat utang
itu. "Kami memberikan waktu selama 30 hari kepada para pemegang surat utang
untuk menanggapi rencana buyback," ujar John Ramos, Chief Financial Officer
BRAU, dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, kemarin.
Rencana buyback obligasi ini merupakan konsekuensi dari perubahan pemegang
saham pengendali BRAU. Kendali BRAU yang semula dipegang PT Bukit Mutiara kini
beralih ke tangan Vallar Plc.
Pada akhir November tahun lalu, Vallar dan Bukit Mutiara meneken
perjanjian awal mengenai tukar guling saham. Vallar Plc segera merampungkan
proses akuisisi 75% saham BRAU dari tangan PT Bukit Mutiara, pada 8 April
nanti.
Perusahaan investasi pertambangan milik Nathaniel Rothschild ini akan
membayar transaksi senilai
Rp 14,13 triliun atau seharga Rp 540 per saham itu dengan dua cara.
Pertama, uang tunai Rp 6,6 triliun. Kedua, Vallar akan menyerahkan 52,3 juta
saham baru seharga £ 10 per saham ke Bukit Mutiara. Ini setara dengan
24,9% dari total saham Vallar.
Menurut analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih, pelaku pasar menganggap
bahwa pemilik baru BRAU memiliki kemampuan untuk melakukan buyback utang anak
usahanya. Toh, pergerakan saham BRAU selama tiga bulan terakhir stabil di
kisaran Rp 510-Rp 550 per saham. "Itu berarti berita pengambilalihan tersebut
tak ditanggapi negatif oleh pelaku pasar," kata Alfatih.
Kendati demikian, pelaku pasar masih wait and see terhadap aksi korporasi
BRAU pasca perubahan pengendali. Secara umum, Alfatih memprediksi BRAU semakin
ekspansif di bawah kendali Vallar. Sebab, Vallar adalah perusahaan investasi
pertambangan yang tercatat di bursa London, yang tentunya memiliki jaringan
kuat di pasar internasional.
BRAU memiliki lahan produksi, sedangkan Vallar memiliki dana dan jaringan
pemasaran luas. "Ini kombinasi yang baik," tutur Alfatih.
[ Sandy Baskoro, Adisti Dini Indreswari ]

KONTAN Thu, 10 Mar 2011 ( 09:47:55 WIB )


=======================================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar