Senin, 28 Maret 2011

Kerugian Derivatif Bikin Laba Indo Tambangraya Melorot 39%


Jakarta - PT Indo Tambangraya (ITMG) mencatat laba bersih US$ 204 juta di 2010, turun 39% dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 336 juta. Penurunan laba ini diakibatkan kerugian derivatif karena aksi lindung nilai perseroan.

Demikian disampaikan Direktur Keuangan ITMG, Edward Manurung dalam paparan publik di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Senin (28/3/2011).

Sebenarnya penjualan bersih perseroan naik 11%, dari US$ 1,508 miliar di 2009 menjadi US$ 1,668 miliar pada 2010. Naiknya penjualan bersih karena adanya peningkatan volume penjualan 5% dari 21 juta ton menjadi 22,1 juta ton di 2010.

Harga jual rata-rata batu bara juga naik 5% menjadi US$ 74,9 per ton dari sebelumnya US$ 71,5 per ton di 2009.

Marjin laba kotor perseroan mulai menurun menjadi 33% dari sebelumnya 38%, akibat peningkatan biaya produksi dan bahan bakar. Standby fees dan kenaikan waktu berlabuh menjadikan pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) turun 17% dari US$ 436 juta menjadi US$ 363 juta.

Sepanjang tahun lalu, perseroan telah menyelesaikan perluasan Terminal Batubara Bontang dan pembangkit listrik berkapasitas 14 MW.

"Perusahaan tengah melakukan persiapan operasi kembali Tambang Kitadin Tandung Mayang, dan memulai kegiatan penambangan Tambang Bharinto yang saat ini dalam tahap konstruksi," paparnya.

Perseroan di 2010 telah mengapalkan 22,1 juta ton batubara. Dengan tujuan utamanya adalah China, Jepang, dan Taiwan.

"Negara-negara tersebut menyerap batubara perseroan, lantaran kualitasnya sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pasar yang tinggi di sana," tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar