Senin, 10 Januari 2011

Kinerja reksadana campuran terkerek harga saham yang meroket

Date : Jan 10 2011, 12:19
Title : News Story
Header : Kinerja reksadana campuran terkerek harga saham yang meroket


Story
=======================================================================================

Jakarta. Reksadana campuran mencatatkan kinerja yang terbilang menawan
sepanjang 2010. Rata-rata manajer investasi sukses membiakkan duit di reksadana
campuran dengan memperbesar portofolio saham dalam keranjang investasi.
Data dari Pusat Informasi Reksadana Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam-LK) menunjukkan, nilai aktiva bersih reksadana campuran naik
47,37% di 2010. Di akhir 2009, jumlah dana kelolaan di reksadana campuran baru
Rp 15,01 triliun. Angka itu naik menjadi Rp 22,12 triliun pada akhir 2010.
Kenaikan imbal hasil rata-rata reksadana campuran masih lebih besar
ketimbang kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 45,96%. "Imbal
hasil reksadana campuran cukup besar karena sepanjang 2010 IHSG naik
signifikan, terutama di Desember," sebut Wawan Hendrayana, analis Infovesta
Utama, Minggu (9/1).
Dua reksadana campuran Panin Sekuritas bahkan tercatat sebagai pemberi
imbal hasil terbesar, yaitu Reksa Dana Panin Dana Bersama dan Panin Dana
Unggulan. Sepanjang 2010, Reksa Dana Panin Dana Bersama menghasilkan imbal
hasil 77,95%, sementara, Panin Dana Unggulan memberi return 66,63% pada
investornya.
Wakil Direktur Utama Panin Sekuritas Winston Sual menyebutkan, Panin
memang lebih banyak menempatkan dana investor reksadana campuran di saham.
Tahun lalu, mereka menempatkan dana investor di saham lapis kedua, karena harga
saham unggulan alias bluechips sudah mahal. "Kami selalu melakukan pemilihan
saham berdasarkan valuasi," terang Winston.
Winston bilang, Panin akan tetap mempertahankan strategi ini. Awal
Desember dan awal tahun ini pihaknya menambah proporsi saham di reksadana
campuran.
Terganjal pajak
Para pelaku pasar yakin prospek reksadana campuran di tahun kelinci emas
ini masih cerah karena minat investor berinvestasi di pasar obligasi dan saham
Indonesia belum surut.
Hanya saja, perkembangan reksadana campuran akan sedikit terkendala mulai
berlakunya pengenaan pajak untuk imbal hasil transaksi obligasi bagi reksadana.
Wawan menilai penerapan ketentuan tersebut akan mempengaruhi potensi perolehan
imbal hasil, kendati tidak besar.
Rudiyanto, yang juga analis Infovesta Utama, juga memprediksi pengenaan
pajak akan mempengaruhi minat investor. Namun ia tetap menganggap reksadana
campuran layak jadi pilihan untuk membiakkan uang.
Sementara Winston yakin industri reksadana akan tetap tumbuh di 2011 meski
aturan pajak telah berlaku. Karena itu ia berani menargetkan dana kelolaan
Panin bertambah menjadi Rp 8 triliun di tahun kelinci emas ini.
[ Dyah Ayu Kusumaningtyas ]

KONTAN Mon, 10 Jan 2011 ( 09:51:57 WIB )


=======================================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar