Rabu, 08 Juni 2011

AISA kembangkan bisnis lewat akuisisi

CIKAMPEK. PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA) semakin gencar mengembangkan sayap bisnisnya. Produsen makanan ini sudah menyusun sejumlah agenda aksi akuisisi tahun ini. Tujuannya memuluskan langkah AISA di usaha yang baru ditekuni, yakni bisnis beras dan perkebunan.

Untuk memantapkan rencana akuisisi, AISA menyiapkan belanja modal (capex) senilai Rp 1,3 triliun. Sekitar 35% dari anggaran itu akan dipenuhi dari kas internal. Sisanya bakal ditutup dari pinjaman perbankan.

Hajatan pertama AISA adalah mengakuisisi lahan kebun sawit di Riau. Produsen mie cap Ayam 2 Telor ini mengincar lahan seluas 12.500 hektar (ha). Dengan tambahan lahan tersebut, AISA akan memiliki total landbank untuk sawit 95.000 ha.

Luas lahan yang sudah menghasilkan pun bertambah. "Dari lahan yang diakuisisi, seluas 2.500 ha sudah menghasilkan," kata Joko Mogoginta, Presiden Direktur AISA, kemarin (7/6). Jadi, total lahan sawit AISA yang sudah menghasilkan mencapai 5.000 ha.

Tiga Pilar menargetkan penambahan lahan dapat meningkatkan produksi sawit sampai dua kali lipat. Targetnya, produksi sawit AISA pada tahun ini sebanyak 120.000 ton tandan buah segar (TBS).

Joko juga mengungkapkan, akuisisi lahan sawit tersebut sudah termasuk akuisisi pabrik pengolahan sawit dengan kapasitas 45 ton per jam. Total investasi untuk aksi korporasi ini mencapai Rp 800 miliar. "Proses akuisisi masih berjalan, tapi sudah hampir selesai," imbuhnya.

Selain itu AISA juga berniat mengakuisisi pabrik beras di Cikarang. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi pengolahan gabah kering panen menjadi beras 10.000 ton per bulan. Dengan akuisisi ini, AISA bisa meningkatkan kapasitas produksi beras menjadi 20.000 ton per bulan.

Saat ini, produsen Mie Kremezz dan permen Gulas ini masih melakukan due diligence alias uji tuntas terhadap rencana akuisisi pabrik beras tersebut. Mereka mengharapkan hajatan tersebut dapat rampung di semester kedua tahun ini. Untuk memuluskan akuisisi pabrik beras itu, AISA telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 200 miliar.

AISA juga tengah memproses akuisisi pabrik biskuit di Baturaja. Nilai akuisisi ini mencapai Rp 25 miliar. Selain itu, AISA tengah menjajaki akuisisi perusahaan makanan ringan yang memproduksi snack dengan merek multinasional.

Namun, Joko menolak membeberkan identitas perusahaan yang tengah diincar AISA tersebut.

Yang jelas, saat ini AISA sedang mengikuti proses tender. Nilai akuisisi perusahaan makanan ringan ini diperkirakan mencapai Rp 235 miliar. AISA berharap aksi korporasi itu rampung di semester dua 2011.

Kinerja positif

Sejumlah aksi akuisisi itu akan berdampak positif pada kinerja AISA tahun ini. Mereka menargetkan pabrik biskuit dan makanan ringan memberi kontribusi masing-masing Rp 50 miliar dan Rp 300 miliar. Dus, pendapatan divisi food mencapai Rp 1,4 triliun-Rp 1,5 triliun.

AISA juga menargetkan penjualan beras tahun ini senilai Rp 1,1 triliun-Rp 1,2 triliun. Jumlah tersebut naik signifikan dari penjualan tahun lalu yang hanya sebesar Rp 100 miliar. "Tahun lalu kami cuma trading, tapi tahun ini kami produksi sekitar 120.000 ton-150.000 ton," kata Joko.

Analis Syailendra Capital Ni Putu Kurnia Sari menilai, jika seluruh akuisisi berhasil maka penjualan AISA akan naik siginifikan dibandingkan tahun lalu. "Perhitungan saya inline dengan perseroan," kata dia.

Putu juga melihat akuisisi pabrik beras yang dilakukan AISA akhir tahun lalu bakal berdampak signifikan pada kinerja tahun ini. "Di kuartal satu 2011 penjualan beras AISA saya perkirakan sudah mencapai Rp 150 miliar-Rp 200 miliar," katanya.

Putu menghitung laba bersih AISA tahun ini bisa mencapai Rp 200 miliar-Rp 300 miliar. PER AISA mencapai 5,5 kali, lebih murah ketimbang PER industri sawit yang 13 kali atau PER industri konsumer yang 10 kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar