Rabu, 08 Juni 2011

IHSG Menuju 4.000, Capital Gain Capai 20%

INILAH.COM, Jakarta - Dalam 1-2 bulan ke depan, IHSG diprediksi mencapai 4.000, bahkan 4.400 hingga akhir 2011. Rata-rata capital gain saham pun bisa naik 20%. Pertambangan, perkebunan, bank dan infrastruktur jadi sektor paling dijagokan.

Kepala Riset Recapital Securities Pardomuan Sihombing optimistis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ^JKSE) di level 4.000 akan tercapai dalam jangka pendek, 1-2 bulan mendatang. Sebab, untuk mencapai level tersebut, hanya tinggal 150 poin atau 5%.

Pencapaian tersebut, lanjut Pardomuan, mendapat dukungan dari faktor eksternal dan internal. Apalagi, secara individual kinerja berbagai emiten cukup baik di kuartal I/2011. Begitu juga ekspektasi kinerja laporan keuangan kuartal II tahun ini. “Di atas 4.000 pun bisa dicapai. Target kita bahkan, angka 4.400 bisa dicapai akhir 2011 ini,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (7/6).

Sementara itu, sentimen negatif dari ekspektasi melambatnya ekonomi AS akibat buruknya data tenaga kerja seperti non-farm payroll yang anjlok ke level 54.000 dan tingkat pengangguran yang naik ke level 9,1%, dinilainya hanya sentimen jangka pendek.

“Kalau kita lihat, setelah bursa AS mengalami koreksi signifikan beberapa hari terakhir, IHSG terbukti cukup defensif karena hanya koreksi tipis,” timpalnya. Begitu juga dengan sentimen dari Eropa terkait ketidakjelasan bailout Yunani. “Semuanya, hanya berpengaruh jangka pendek,” ucapnya.

Dia menegaskan, semua sektor saham akan kompak mendukung penguatan indeks ke level 4.000. Tapi, ada beberapa sektor yang menjadi pendukung utama indeks mencapai level tersebut. Di posisi pertama adalah saham-saham di sektor pertambangan, disusul perkebunan, infrastruktur dan perbankan. “Empat sektor itu merupakan jagoan IHSG mencapai 4.000. Walaupun, sektor-sektor lain turut mendukung kenaikannya,” ungkap Pardomuan.

Saham-saham pendukung utamanya adalah PT Bumi Resources (BUMI), PT Adaro Energy (ADRO), PT Indika Energy (INDY), PT Tambang Bukit Asam (PTBA), PT Harum Energy Indonesia (HRUM), dan PT Bayan Resources (BYAN). “Kinerja saham-saham tersebut cukup prospektif di 2011,” tandasnya.

Lalu, PT Astra Agro Lestari (AALI), PT London Sumatera Indonesia (LSIP), PT Bakrie Sumatera Plantation (UNSP), PT Sampoerna Agro (SGRO). PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Tabungan Negara (BBTN), PT Bank Tabungan Pensiunan Indonesia (BTPN), dan PT Bank Danamon (BDMN). Di sektor infrastruktur adalah PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) dan PT XL Axiata (EXCL).

Menurutnya, karena pertimbangan fundamental (bukan teknikal), dia merekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut karena akan menopang penguatan IHSG ke level Rp4.000 dalam 1-2 bulan ke depan dan 4.400 hingga akhir 2011. “Rata-rata capital gain per saham bisa mencapai 20%,” imbuhnya.

Dihubungi terpisah, Head of Researh Valbury Asia Securities Alfiansyah mengatakan, dilihat dari momentumnya, level IHSG Rp4.000 baru bisa dicapai hingga akhir 2011. Menurutnya, kendala tercapainya level tersebut, karena faktor regional dan global yang menyebabkan laju market menjadi terhambat.

Padahal, lanjut Alfiansyah, jika bursa regional mendukung, level tersebut bisa dicapai lebih cepat dan tak perlu menunggu hingga akhir 2011. Level 4.000 baru berpeluang dicapai akhir kuartal keempat 2011. “Sebab, selain pasar mencermati data-data yang dirilis di AS juga mencermati kondisi perekonomi kawasan Eropa yang masih dililit krisis utang,” ucapnya.

Semua kondisi itu, ditegaskan Alfiansyah, berimbas negatif pada pergerakan IHSG. Memang, menurutnya, ada anggapan saat situasi AS dan Eropa negatif, investor akan beralih ke emerging market Asia termasuk Indonesia. “Tapi, menurut saya tidak akan secepat itu,” tukasnya.

Memang, imbuh Alfiansyah, akan ada switching, tapi hal itu akan dilakukan secara bertahap. Peralihan tersebut sangat terbuka peluangnya. Terutama, karena emiten-emiten di Indonesia juga menunjukkan tingkat pertumbuhan yang lebih baik.

Dari sisi fundamental makro ekonomi RI pun, sesuai dengan harapan. Salah satunya, inflasi 2011 lebih baik daripada tahun lalu. Begitu juga tingkat suku bunga yang sejauh ini terjaga. Itulah yang menjadi katalis pergerakan indeks. “Untuk kuartal tiga, indeks baru akan menyentuh 3.900 terlebih dahulu secara bertahap. Setelah itu, akan mencapai level psikologis 4.000,” imbuh Alfiansyah. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar