Rabu, 08 Juni 2011

IHSG Ikut Ambles 17 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan dengan koreksi 17 poin akibat tekanan jual di saham-saham unggulan menyusul lambatnya pertumbuhan ekonomi AS. Dana asing pun kembali bergulir keluar bursa.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah tipis di Rp 8.515 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 8.513 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka melemah 13,231 poin (0,35%) ke level 3.829,722. Sentimen negatif stagnannya pertumbuhan ekonomi Amerika membuat kekhawatiran melambatnya ekonomi dunia.

Indeks sama sekali tak menyentuh jalur hijau sejak dibukanya perdagangan tadi pagi. Semakin lama, IHSG jatuh semakin dalam di zona merah.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG berkurang 14,461 poin (0,38%) ke level 3.828,492. IHSG menciut akibat seluruh indeks sektoral lantai bursa 'kebakaran'. Saham-saham konsumer dan bank paling banyak terkena tekanan jual.

Minimnya sentimen positif hari ini membuat indeks sulit bergerak ke atas. Tekanan jual di saham-saham unggulan turut menekan IHSG tertekan semakin dalam.

Mengakhiri perdagangan, Rabu (8/6/2011), IHSG ditutup terkoreksi 17,132 poin (0,45%) ke level 3.825,821. Sementara Indeks LQ 45 ditutup melemah 4,335 poin (0,64%) ke level 677,806.

Hampir seluruh indeks sektoral di lantai bursa masih 'terbakar' di teritori negatif. Indeks sektor industri dasar memimpin pelemahan bursa kali ini.

Indeks sektor perdagangan dan aneka industri menopang jatuhnya bursa dengan pelemahan tipis akibat aksi beli terhadap saham-sahamnya di menit-menit terakhir menjelang penutupan.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 108.968 kali pada volume 7,471 miliar lembar saham senilai Rp 6,341 triliun. Sebanyak 89 saham naik, 163 saham turun, dan 82 saham stagnan.

Tingginya volume dan nilai transaksi diakibatkan adanya transaksi tutup sendiri (crossing) saham PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) senilai Rp 2 triliun oleh Bahana Securities. Transaksi ini dilakukan dalam rangka merger perseroan.

Sama seperti kemarin, pemodal asing kembali melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 119,807 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Setelah kompak berjalan di zona merah sejak pagi hingga siang tadi, sore ini bursa-bursa regional bergerak mixed. Bursa China menjadi yang paling perkasa di Asia.

Bursa saham China ditutup menguat tipis seiring berlanjutnya efek bargain hunting dari kekhawatiran terhadap potensi naiknya suku bunga.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 5,99 poin (0,22%) ke level 2.750,29.
  • Indeks Hang Seng melemah 207,04 poin (0,91%) ke level 22.661,63.
  • Indeks Nikkei 225 menguat tipis 6,51 poin (0,07%) ke level 9.449,46.
  • Indeks Straits Times turun 12,97 poin (0,42%) ke level 3.102,98.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Multi Bintang (MLBI) naik Rp 8.000 ke Rp 348.000, Merck (MERK) naik Rp 2.000 ke Rp 105.000, Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 1.500 ke Rp 118.500, dan Roda Vivatex (RDTX) naik Rp 500 ke Rp 4.000.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multibreeder (MBAI) turun Rp 950 ke Rp 25.050, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 650 ke Rp 15.350, Indocement (INTP) turun Rp 550 ke Rp 16.900, dan Indofood (INDF) turun Rp 150 ke Rp 5.300.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar