Rabu, 08 Juni 2011

OPEC mengerek kuota, harga minyak anteng

OPEC mengerek kuota, harga minyak anteng
JAKARTA. Harga minyak mentah menyusut selama tiga hari berturut-turut. Nilai kontrak harian minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2011, pada pukul 15.16 WIB, kemarin (7/6), melorot 0,44% menjadi US$ 98,57 per barel. Jika dihitung sejak akhir pekan lalu sampai kemarin, harga komoditas energi ini telah merosot 1,3%.

Kejatuhan harga minyak sejauh ini dipicu spekulasi bahwa organisasi negara-negara pengimpor minyak atau OPEC akan meningkatkan kuota produksi minyak pada tahun ini. OPEC menggelar pertemuan di Wina, kemarin.

OPEC tampaknya akan mengerek kuota produksi minyak menjadi 1,5 juta barel per hari. Michael Wittner, peneliti pasar minyak di New York, menyatakan Arab Saudi dan negara anggota OPEC lain, kecuali Iran dan Venezuela, cenderung sepakat mengerek kuota. Sebab, harga minyak sudah terlalu tinggi. "Tingginya harga minyak akan berdampak negatif pada permintaan dan menghambat pertumbuhan ekonomi," kata Wittner, seperti dikutip Bloomberg, kemarin.

Cadangan minyak

Nizar Hilmy, analis Harumdana Berjangka, melihat rencana OPEC mengerek kuota produksi cukup ampuh menekan harga minyak. Namun penurunan harga komoditas itu relatif terbatas.

Kecuali, bila cadangan minyak mentah di AS bertambah dan di saat bersamaan permintaan bensin berkurang. Departemen Energi AS akan melaporkan cadangan minyak mentah dan permintaan bensin pada pekan ini.

Meski begitu, Nizar meyakini bahwa permintaan bensin di AS bakal meningkat. Salah satu pertimbangannya adalah momentum liburan musim panas. Dus, kebutuhan bensin bakal meningkat untuk kendaraan sebagai sarana transportasi liburan.

Nizar optimistis harga minyak hingga akhir semester pertama tahun ini masih bisa menanjak lagi ke posisi US$ 103 per barel. Dengan catatan, nilai tukar dollar AS terus melemah dan cadangan minyak mentah kembali meningkat.

Juni Sutikno, analis Phillip Futures, melihat secara teknikal, harga minyak terkoreksi seiring merosotnya volume transaksi minyak mentah di bursa New York. "Penurunan bulan Mei hampir 20% dibandingkan volume transaksi bulan lalu," ujar Juni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar