Rabu, 08 Juni 2011

IHSG Terkoreksi, Pilih Saham Tambang

INILAH.COM, Jakarta – IHSG hingga penutupan diperkirakan akan melemah, meski dalam kisaran terbatas. Namun, saham batu bara dinilai masih menarik karena aman dari ancaman koreksi market.

Pada sesi pertama perdagangan Rabu (8/6), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 14,46 poin (0,38%) ke level 3.828,492. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun tipis 3,77 poin (0,55%) ke angka 678,376.
Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 4,121 miliar lembar saham, senilai Rp3,523 triliun dan frekuensi 53.097 kali. Sebanyak 85 saham menguat, sedangkan 126 saham melemah dan 96 saham stagnan.
Pelemahan indeks sesi pertama, juga diwarnai aksi jual asing yang mencatatkan transaksi nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp 54.8 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp 2.370 triliun sedangkan transaksi jual sebesar Rp 2.424 triliun.
Mayorits sektor kompak mendukung pelemahan indeks. Sektor industri dasar memimpin koreksi 0,79%, disusul infrastruktur 0,61%, manufatktur 0,53%, properti 0,50%, konsumsi 0,48%, perkebunan 0,46%, keuangan 0,45%, aneka industri 0,36% dan pertambangan 0,21%. Hanya sektor perdagangan yang naik tipis 0,02%.
Pengamat pasar modal Willy Sanjaya memperkirakan, pergerakan indeks saham domestik hingga penutupan sore nanti akan melemah terbatas. “Indeks akan bergerak dalam kisaran sempit dengan support 3.815 dan resistance 3.855,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (8/6).

Pelemahan indeks hari ini, menurutnya, dipicu oleh koreksi yang terjadi di bursa regional setelah Gubernur The Fed Ben Bernanke mengakui perlambatan ekonomi AS. Tapi, pada saat yang sama, Bernanke belum menyarankan untuk Quantitative Easing (QE) ketiga setelah QE kedua usai akhir Juni ini. “Karena itu, pasar menjadi khawatir, karena ekonomi AS tidak pasti sehingga membahayakan sentimen global,” ujarnya.

Namun, bagi IHSG sendiri, Willy tetap melihat positif. Sebab, posisi indeks lokal saat ini sudah meninggalkan bursa Singapura yang masih bertenger di level 3.103,31. Artinya, Straits Times Index (STI) sudah terpaut jauh 700 poin. “Baru kali kali ini, dalam sejarah indeks kita meninggalkan Singapura. Sebab, IHSG sudah kokoh di level 3.800-an,” tandas Willy.

Tapi, dia menggarisbawahi, untuk hari ini, indeks domestik akan melemah tipis dalam kisaran pergerakan yang sempit. Apalagi, dari dalam negeri pun belum ada sentimen positif. “Satu-satunya penopang, hanaya faktor perburuan investor pada dividend yield yang sudah mulai dibagikan,” tukasnya.

Di sisi lain, pasar juga menanti akhir Juni untuk menunggu laporan keuangan kuartal II/2011, pada Juli mendatang. “Jadi, sentimen di bulan Juni ini belum ada yang mencolok sehingga belum bisa jadi trigger market,” tuturnya.

Dalam situasi ini, Willy hanya merekomendasikan positif saham-saham di sektor batu bara karena dinilainya masih sangat aman dari ancaman koreksi yang terjadi pada market secara keseluruhan.

Salah satu saham pilihannya adalah PT Bumi Resources (BUMI) di mana BUMI Inc akan listing di bursa London pada 17 Juni 2011 dan akan merilis laporan keuangannya pada 11 Juni ini. Lalu, PT Harum Energy Indonesia (HRUM), PT Indo Tambang Raya (ITMG), PT Tambang Bukit Asam (PTBA) dan PT Adaro Energy (ADRO). “Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut,” imbuh Willy. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar