Senin, 07 Maret 2011

Indosurya Securities: IHSG Bisa Kena Imbas Pelemahan

Jakarta - IHSG masih berada di zona positif dengan kenaikan sebanyak 48,36 poin (1,38%) di level 3.542,90. Total volume perdagangan BEI mencapai 12,19 triliun unit saham dengan nilai total Rp 26,33 triliun. Sebanyak 133 saham naik, 80 saham turun, dan 90 saham stagnan. LQ-45 naik 1,87% ke 632,82 dan Jakarta Islamic Index (JII) naik 1,17% ke 505,07.

Indeks sektoral saham mayoritas bergerak naik kecuali indeks perdagangan turun 0,38% ke level 495,16. Kenaikan dipimpin oleh indeks keuangan yang naik 2,99% ke level 456,32; indeks industri dasar naik 2,31% ke level 355,96; indeks properti naik 1,60% ke level 183,50; indeks perkebunan naik 1,57% ke level 2.057,51; indeks pertambangan naik 1,33% di level 3.101,44; indeks manufaktur naik 1,20% ke level 790,92; indeks konsumer naik 0,91% ke level 1.056,83; indeks aneka industri naik 0,61% ke level 961,96; dan indeks infrastruktur naik 0,06% ke level 743,64. Indeks MBX dan DBX menguat. IHSG mengalami net foreign sell sebesar Rp 5,9 triliun dengan total pembelian asing Rp 7,44 triliun dan total penjualan asing mencapai Rp 13,35 triliun.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Indo Tambangraya Megah (ITMG) naik Rp 2.150 ke Rp 44.250, Bayan Resources (BYAN) naik Rp 750 ke Rp 17.500, Sarana Menara Nusantara (TOWR) naik 500 ke level 10.500, Astra Agro Lestari (AALI) naik 500 ke Rp 22.600, Semen Gresik (SMGR) naik Rp 450 ke Rp 8.800, Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) naik Rp 450 ke Rp 14.750, Astra International (ASII) naik 350 ke Rp 54.900; Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik Rp 325 ke Rp 5.250; dan Bank Mandiri (BMRI) naik Rp 300 ke Rp 6.200.

IHSG bergerak hampir sama seperti awal pekan Februari dimana berhasil mencatatkan penguatan di akhir pekan. Tetapi, ada perbedaan dimana saat itu penguatan tidak disertai dengan kenaikan volume dan nilai total transaksi. Sementara di akhir pekan kemarin, penguatan didukung kenaikan volume dan nilai total transaksi. Meski kemarin investor asing dan domestik tercatat meningkat nilai total transaksinya namun, investor asing mencatatkan nett sell dan investor domestik mencatatkan nett buy . IHSG sempat mengalami pelemahaan di 30 menit pertama perdagangan, menyentuh level 3.495,097 sebagai level terendahnya, sebelum akhirnya bergerak
menguat. IHSG semakin bergerak naik setelah BI tidak merubah tingkat suku bunga acuan di level 6,75 yang menandakan inflasi masih terkendali. Apalagi rilis data inflasi sebelumnya menunjukkan penurunan. Selain itu, IHSG juga mendapat sentimen positif dari turunnya harga minyak dunia. Ditetapkannya BI Rate direspon positif oleh pasar dengan memburu saham-saham unggulan, terutama saham perbankan. IHSG berhasil menembus level tertingginya di 3.538,661. Transaksi saham juga naik akibat adanya penjualan saham BUMI oleh Vallar Plc (afiliasi Rotschild) senilai Rp 13 triliun dimana diperdagangkan di pasar negosiasi dengan total transaksi Rp
21,316 triliun oleh beberapa broker. Sementara nilai tukar Rupiah terhadap US$ menguat di posisi Rp 8.790/US$ dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 8.805/US$.

Bursa saham Asia Pasifik menguat, kecuali Laos dan Mongolia. Kenaikan yang dipicu imbas bursa saham AS dan Eropa yang ditutup positif. Optimisme investor meningkat setelah konflik Timur Tengah dirasa mereda; turunnya klaim pengangguran AS sebanyak 20 ribu menjdi 368 ribu; naiknya indeks manufaktur AS menjadi 59,7; dan melemahnya nilai tukar Yen.

Bursa saham Eropa di akhir perdagangan malah ditutup melemah, kecuali Iceland, Netherlands, Belgia, dan Norwegia. Pelemahan karena aksi profit taking ini menghapus harapan akan terjadinya penguatan dengan optimisme dari laporan data yang menunjukan pemulihan ekonomi AS. Padahal di awal perdagangan, mayoritas bursa saham Eropa dibuka menguat setelah rilis laporan pekerjaan AS mengalami kenaikan. Dana non farm payroll naik 185.000 pada bulan Februari dari 36 ribu pada bulan Januari. US$ bergerak melemah dalam beberapa hari terakhir terhadap Euro, Pounsterling, Yen, Franc Swiss, dan Dolar Australia yang dikarenakan terjadinya
inflasi di negara-negara yang bermata uang itu dan adanya rencana ECB untuk menaikkan suku bunganya setelah para pembuat kebijakan merasa tengah berada dalam 'kewaspadaan tinggi' terhadap inflasi. Penguatan Yen dan Franc Swiss mengikuti penguatan Euro.

Bursa saham kawasan AS mayoritas melemah kecuali Kanada, Panama, dan Peru karena didera aksi profit taking investor. Secara fundamental, bursa saham AS mendapat sentimen positif dari laporan Depnaker yang menyatakan payrolls naik menjadi 192 ribu pada Februari di atas prediksi sekitar 185 ribu. Tingkat unemployment turun ke 8,9% dari 9%. Tetapi, investor mulai kembali khawatir akan kondisi geopolitik di Timur Tengah. Apalagi harga minyak mentah kembali naik.

Pada perdagangan Senin (7/3) diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.472-3.495 dan resistance 3.543-3.568. Setelah adanya upaya mendorong harga naik dengan terbentuknya inverted hammer, kemarin candle
membentuk white marubozu yang memperlihatkan besarnya kekuatan daya beli dalam menguasai selama sesi perdagangan. MACD bergerak naik namun, terbatas dengan histogram positif yang datar. RSI, William's %R, dan
Stochastic hampir menyentuh area overbought . Di akhir pekan, bursa saham AS dan Eropa melemah karena profit taking dan investor mulai mencemaskan kembali konflik Timur Tengah. Meski IHSG banyak mendapat
sentimen positif namun, mengingat IHSG yang sudah naik 48,36 poin, dimungkinkan juga bisa terkena imbas pelemahan tersebut. Semoga rilis laporan kinerja emiten dan ekspektasi akan positifnya kinerja para emiten bisa menahan pelemahan (bila terjadi). Investor berhati-hati bila sinyal pelemahan mulai masuk dan sebaiknya lebih berorientasi jangka panjang (long term investment ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar