Rabu, 23 Maret 2011

Reli di Wall Street Akhirnya Terhenti


York - Bursa Wall Stret mengakhiri penguatan yang sudah berlangsung selama 3 hari berturut-turut. Investor masih berhati-hati merespons perkembangan di Jepang dan juga Libya.

Pada perdagangan Selasa (22/3/2011), indeks Dow Jones melemah 17,90 poin (0,15%) ke level 12.018,63. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 4,61 poin (0,36%) ke level 1.293,77 dan Nasdaq melemah 8,22 poin (0,31%) ke level 2.683,87.

Pelemahan indeks saham terjadi dalam volume perdagangan yang sangat tipis, bahkan terendah sepanjang tahun ini. Transaksi perdagangan di New York Stock Exchange hanya sebanyak 6,52 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian sebesar 8,09 miliar.

Memanasnya situasi di Libya dan aksi demonstrasi di Yaman telah memberikan kontribusi kenaikan harga minyak mentah dunia. Minyak light sweet tercatat naik 1,67 dolar menjadi US$ 104 per barel, minyak Brent naik 74 sen menjadi US$ 115,70 per barel.

"Yang masih bullish mencoba untuk membeli saat turun dan mengambil keuntungan harga-harga dari tengah akhir pekan lalu. Tapi sejauh momentum kenaikan, saya tidak berpikir ada lagi. Jadi sekarang adalah perilaku wait and see dan tidak banyak komitmen dari sisi lain pada titik ini," ujar Terry Morris, analis senior dari National Penn Investor Trust Company seperti dikutip dari Reuters, Rabu (23/3/2011).

Menurut laporan terakhir dari EPFR Global, aliran modal berbalik ke sektor-sektor yang defensif menyusul krisis di Jepang. Aliran dana terbesar kini berorientasi pada barang-barang konsumen, telekomunikasi dan sektor kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar