Selasa, 08 Maret 2011

Wall Street Makin Terkikis oleh Tingginya Harga Minyak


Saham-saham teknologi mengalami aksi jual besar sehingga menyebabkan bursa Wall Street rontok. Ketidakpastian seputar harga minyak telah mendorong tingginya volatilitas di Wall Street pada perdagangan awal pekan.

Rontoknya saham-saham teknologi membuat indeks Nasdaq merosot hingga 1,4% dan ditutup pada level di bawah rata-rata harian dalam 50 hari terakhir. Rontoknya saham-saham teknologi terjadi setelah Wells Fargo menurunkan peringkat sektor semikonduktor.

Nasdaq juga dipengaruhi oleh anjloknya Ciena Corp hingga 9,2% menjadi US$ 25,98, setelah produsen peralatan komunikasi itu memrediksikan penjualan yang lebih rendah dari ekspektasi.

"Investor lompat ke kesempatan pelemahan musiman yang secara tipikal terjadi antara Maret dan Juli untuk saham teknologi," ujar Marc Pado, analis dari Cantor Fitzgerald & Co seperti dikutip dari Reuters, Selasa (8/3/2011).

Pada perdagangan Senin (7/3/2011), indeks Dow Jones ditutup merosot 79,85 poin (0,66%) ke level 12.090,03. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 11,02 poin (0,83%) ke level 1.310,13 dan Nasdaq melemah 39,04 poin (1,40%) ke level 2.745,63.

Wells Fargo menurunkan peringkat semikonduktor dari 'overweight' menjadi 'market weight' yang dipandang sebagai indikasi moderat meski masih dalam pandangan yang optimistis.

Merosotnya Wall Street ini juga terjadi di tengah harga minyak yang belum juga surut. Minyak light sweet pengiriman April naik 1,02 dolar menjadi US$ 105,44 per barel. Minyak Brent pengiriman April sempat melonjak ke US$ 118,50 per barel sebelum akhirnya surut ke US$ 115,04 per barel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar