INLAH.COM, Jakarta- Kendati siang ini memerah, IHSG berpeluang menguat terbatas pada penutupan nanti. Saham sektor semen, perkebunan dan tambang nikel bisa jadi pilihan.
Menurutnya, potensi penguatan indeks saham hari ini salah satunya karena faktor teknikal. Indikator Moving Average Convergence-Divergence (MACD) menunjukkan, indeks masih bullish. “Begitu juga jika dilihat dari indikator stochastic , masih memberikan sinyal positif meskipun sudah jenuh beli,” ujarnya.
Adapun Koreksi indeks di sesi pertama, lanjut Alfiansyah, lebih dipicu oleh aksi ambil untung sementara seiring sentimen negatif dari bursa regional dan global yang rata-rata bergerak di zona negatif. Di sisi lain, pasar khawatir, posisi indeks berada di area jenuh beli.
“Kekhawatiran itu disikapi profit taking jangka pendek terlebih dahulu oleh pemodal setelah indeks menguat dalam beberapa hari terakhir,” paparnya.
Karena itu, indeks berpeluang melemah ke arah support 3.706, tapi setelah itu akan kembali menguat sehingga bisa rebound meskipun terbatas pada penutupan sore nanti. “Kecuali, jika terjadi sentimen negatif yang luar biasa,” timpalnya.
Sebab, dia menegaskan, secara fundamental, makro ekonomi Indonesia sangat positif. Terutama, setalah lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor’s (S&P) pada tanggal 8 April 2011 menaikkan long-term foreign currency rating Indonesia menjadi BB+ dari sebelumnya BB. “S&P juga sekaligus menetapkan outlook positif,” ucap Alfiansyah.
Langkah S&P, menurutnya, berpeluang diikuti juga oleh lembaga pemeringkat internasional yang lain seperti Moody’s Rating dan Fitch Rating sehingga jadi katalis penguatan indeks. Sebab, peringkat RI akan berada di level investment grade. “Karena itu, hari ini terbuka peluang bagi IHSG menguat di penutupan sesi kedua,” tandasnya.
Adapun sektor saham yang berpeluang jadi penggerak indeks hari ini adalah semen, perkebunan dan pertambangan nikel.
Saham-saham pilihannya adalah PT Holcim Indonesia (SMCB), PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) dan PT Semen Gresik (SMGR). Lalu, PT PP London Sumatera Indonesia (LSIP), PT Sampoerna Agro (SGRO) dan PT Astra Agro Lestari (AALI).
PT International Nickel Indonesia (INCO), PT Aneka Tambang (ANTM) dan PT Timah (TINS). “Saya rekomendasikan buy untuk jangka panjang (long term buy) dan bisa trading buy untuk jangka pendek di saham-saham tersebut,” imbuhnya. [ast]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar