Selasa, 12 April 2011

Saham Energi Tahan Wall Street


New York - Saham-saham energi luruh menyusul turunnya harga minyak mentah dari puncak tertingginya. Saham-saham bergerak perlahan karena investor kini mulai khawatir akan musim laporan keuangan triwulan pertama ini.

Kekhawatiran meningkat karena biaya bahan baku meningkat dan juga adanya dampak dari gempa di Jepang. Hal itu diprediksi akan berdampak pada musim laporan keuangan mendatang.

"Perusahaan-perusahaan akan mencoba untuk membuang ekspektasi di kuartal II. Fokus pasar kini lebih pada internal," ujar Subodh Kumar, chief investment strategist Subodh Kumar & Associates seperti dikutip dariReuters, Selasa (12/4/2011).

Pada perdagangan Senin (11/4/2011), indeks Dow Jones industrial average menguat tipis 1,06 poin (001%) ke level 12.381,11. Indeks Standard & Poor's 500 melemah tipis 3,71 poin (0,28%) ke level 1.324,46 dan Nasdaq melemah 8,91 poin (0,32%) ke level 2.771,51.

Perdagangan masih sepi dengan transksi di New York Stock Exchange hanya sebesar 6,73 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian tahun lalu yang sebesar 8,47 miliar lembar saham.

Saham-saham sektor energi melemah setelah harga minyak mentah turun karena profit taking. Saham Occidental Petroleum tercatat turun 3,2%, indeks energi S&P juga turun 1,9%.

Kemarin harga minyak mentah akhirnya kena profit taking setelah sempat melonjak ke titik tertingginya dalam 2 tahun terakhir. Minyak light sweet turun 2,87 dolar menjadi US$ 109,92 per barel, minyak Brent turun 2,67 dolar menjadi US$ 123,98 per barel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar