Rabu, 13 April 2011

Harga Minyak Merosot, Wall Street Anjlok


New York - Saham-saham di bursa Wall Street merosot menyusul merosotnya harga minyak yang dikhawatirkan bisa membalikkan sektor energi yang sedang melambung tinggi. Krisis nuklir di Jepang turut memberikan sentimen negatif.

Para analis khawatir reli atas saham-saham energi sudah terlalu jauh menjelang musim laporan keuangan, dan anjloknya harga minyak dapat memicu aksi jual lebih lanjut.

"Pemimpin (saham-saham) telah terjadi dalam jangka waktu yang paling lama pada sektor itu (energi) yang sangat terkait dengan pertumbuhan global dan harga komoditas. Jadi sekali jarak komoditas mulai berputar, maka saham-saham mulai terpicu untuk ikut," ujar Robert Van Batenburg, kepala riset saham Louis Capital seperti dikutip dari Reuters, Rabu (13/4/2011).

Pada perdagangan Selasa (12/4/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup merosot 117,53 poin (0,95%) ke level 12.263,58. Indeks Standard & Poor's 500 juga merosot 10,30 poin (0,78%) ke level 1.314,16 dan Nasdaq melemah 26,72 poin (0,96%) ke level 2.744,79.

Harga minyak mentah dunia kemarin terus merosot, setelah International Energy Agency mengingatkan kenaikan harga minyak mentah akhir-akhir ini bisa memangkas permintaan energi dunia.

Minyak light sweet pengiriman Mei turun 3,67 dolar menjadi US$ 106,25 per barel. Minyak Brent pengiriman Mei merosot 3,06 dolar menjadi US$ 120,92 per barel.

"Fokus sudah beralih dari kerusuhan di Timur Tengah yang telah membantu kenaikan harga minyak ke titik tertingginya sejak September 2008," ujar Matt Smith, analis dari Summit Energy seperti dikutip dari AFP.

Saham-saham sektor energi berguguran, dengan indeks energi S&P 500 tercatat anjlok hingga 3%.

Selain sektor energi, harga saham-saham komoditas lain juga ikut melemah. Indeks Material S&P turun 1,4% dengan saham Rio Tinto anjlok 2,3%, Freeport-McMoran Copper & Gold Inc merosot 3,1%.

Perdagangan berjalan moderat, dengan transaksi di New York Stock Exchange mencapai 7,53 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian tahun lalu yang sebesar 8,47 miliar lembar saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar