Senin, 21 Februari 2011

ANTM dan PLN siap ambil alih Inalum


Date : Feb 21 2011, 10:34
Title : News Story
Header : ANTM dan PLN siap ambil alih Inalum


Story
=======================================================================================

JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tampaknya tidak akan sendirian
mengeksekusi 58,88% saham PT Indonesia Asahan Aluminimum (Inalum) milik Nippon
Asahan Alumnium Co Ltd (NAA). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
baru saja menunjuk PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) ikut mengambil alih saham
Inalum.
Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko PLN, Murtaqi Syamsuddin menyatakan,
PLN telah menerima surat dari Kementerian ESDM untuk mengakuisisi Inalum.
Direktur Utama ANTM Alwin Syah Loebis juga sempat menyatakan perusahaan yang
dipimpinnya siap mengambil alih mayoritas saham Inalum.
Apabila PLN ikut serta dalam proses akuisisi saham Inalum, maka ANTM tidak
perlu mengeluarkan dana terlalu besar. Untuk mengambil alih saham NAA di
Inalum, pemerintah harus menyediakan dana sedikitnya US$ 700 juta.
Di Inalum, ANTM nantinya bakal mendapatkan smelter pengolahan aluminium.
Sedangkan PLN bertanggung jawab pada pengelolaan pembangkit tenaga listriknya.
Langkah strategis
Sekretaris Perusahaan ANTM Bimo Budi Satrio enggan mengomentari opsi
kemungkinan kerjasama dengan PLN. Manajemen ANTM juga masih menunggu komando
dari pemerintah. "Belum ada info. Kami masih menunggu dari pemerintah," ujar
Bimo kepada KONTAN, Jumat (18/2) pekan lalu.
Pemerintah Indonesia saat ini menguasai 41,12% saham Inalum. Sedangkan,
58,88% saham Inalum berada di tangan NAA. Kerjasama proyek Inalum telah
berjalan sejak 1975 dan akan berakhir pada 2013. Pemerintah akan mengambil alih
seluruh saham Inalum, setelah kerjasama dengan Jepang berakhir.
Sambil menunggu jatuh tempo kesepakatan itu, Indonesia dan Jepang akan
menggelar rangkaian pertemuan untuk membahas tata cara pengalihan saham ini.
Inalum saat ini memiliki kapasitas produksi sekitar 230.000-240.000 ton per
tahun.
Analis Waterfront Securities, Isfhan Helmy Arsad menilai masuknya PLN
dalam rangka pengambilalihan Inalum cukup strategis. "Dengan begitu dana yang
harus dikeluarkan ANTM tidak terlalu banyak," kata dia.
Isfhan berpendapat, yang terpenting dalam aksi ini adalah apabila seluruh
saham milik NAA dikuasai pemerintah. Jika ANTM memperoleh smelter alumina, maka
akan mendukung kinerja perusahaan. "Bisnis Antam tentunya akan terintegrasi ke
proyek ini," imbuh dia.
Di sisi lain, PLN juga akan akan memperoleh keuntungan tersendiri.
Sekarang tinggal melihat bagaimana skema kedua perusahaan untuk mengakuisisi
58,88% saham Inalum milik investor asal Jepang itu.
Isfhan saat ini masih menyarankan tahan saham ANTM. Rekomendasi itu
sejalan masih banyaknya proyek yang akan dilaksanakan ANTM. Selain mengincar
Inalum, ANTM juga tengah menggarap proyek smelter Chemical Grade Alumina di
Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Harga ANTM pada penutupan Jumat (18/2) lalu tetap sebesar Rp 2.200 per
saham.
[ Anna Suci Perwitasari, Titis Nurdiana ]

KONTAN Mon, 21 Feb 2011 ( 10:23:36 WIB )


=======================================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar