Kamis, 24 Maret 2011

Saham Material Pimpin Penguatan di Wall Street


York - Saham-saham di bursa Wall Street menguat berkat kenaikan saham-saham material. Namun kenaikan indeks saham terganjal oleh lonjakan harga komoditas sehubungan memanasnya situasi di Timur Tengah dan Afrika Utara.

"Tidak ada seorang pun ingin melangkah ke depan, mereka menunggu untuk melihat dan secara jelas aksi jual sudah berlebihan merespons situasi di Jepang," ujar Peter Jankovskis, co-chief investment officer OakBrook Investment LLC seperti dikutip dari Reuters, Kamis (24/3/2011).

Pada perdagangan Rabu (23/3/2011), indeks Dow Jones ditutup menguat 67,39 poin (0,56%) ke level 12.086,02. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 3,77 poin (0,29%) ke level 1.297,54 dan Nasdaq menguat 14,43 poin (0,54%) ke level 2.698,30.

Namun volume perdagangan masih sangat tipis, dengan transaksi di New York Stock Exchange hanya sebesar 7,01 miliar, di bawah rata-rata harian sebesar 8,07 miliar.

Saham Freeport-McMoRan Copper & Gold melonjak hingga 5% menjadi US$ 54,88 setelah Chief Executive Richard Adkerson mengatakan memiliki neraca untuk menangani akuisisi yang besar.

Memanasnya situasi di Libya dan juga Yaman terus membuat harga minyak mentah dunia melambung tinggi. Minyak light sweet pengiriman April naik 78 sen menjadi US$ 105,75 dan minyak Brent naik 15 sen menjadi US$ 115,55 per barel.

"Meningkatnya harga-harga komoditas dapat menyertai kita untuk beberapa waktu, dan itulah yang menciptakan ketidakpastian pertumbuhan," ujar Karl Mills, presiden Jurika, Mills & Keifer Investment Partners.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar