Kamis, 08 Desember 2011

Minim Aksi Beli, IHSG Menipis 11 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menipis 11 poin akibat minimnya aksi beli. Investor masih wait and see terkait hasil pertemuan para petinggi Eropa di Berlin.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup ditutup melemah tipis di posisi Rp 9.085 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.080 per dolar AS.

Membuka perdagangan, IHSG berkurang 13,186 poin (0,35%) ke level 3.780,049. Investor masih menunggu perkembangan krisis utang Eropa.

Indeks sama sekali tidak menyentuh zona hijau sejak dibukanya perdagangan pagi tadi. Koreksi terus terjadi akibat tekanan jual yang tak henti-hentinya sehingga mengantarkan IHSG ke posisi terendahnya di 3.762,269.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG turun 24,385 poin (0,65%) ke level 3.768,850. Aksi jual di saham-saham bank kelas berat membuat indeks sulit bergerak ke atas.

Pergerakan indeks belum menggembirakan memasuki perdagangan sesi II. Tapi dengan adanya aksi beli selektif di beberapa saham lapis dua, tingkat koreksi indeks bisa diredam.

Menutup perdagangan, Kamis (8/12/2011), IHSG menipis 11,474 poin (0,30%) ke level 3.781,761. Sementara Indeks LQ 45 melemah tipis 3,147 poin (0,47%) ke levl 668,340.

Investor masih lakukan aksi tunggu terkait pertemuan para petinggi Eropa yang akan berakhir Jumat besok. Para pelaku pasar berharap pertemuan itu bisa menelurkan langkah kebijakan baru dalam pengetatan keuangan Eropa dalam menanggulangi krisis.

Akibat aksi tunggu itu, perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) kurang bergairah. Aksi jual mendominasi perdagangan, hampir di seluruh lapisan saham. Untungnya masih ada aksi beli selektif di saham-saham properti dan perdagangan.

Meski IHSG melemah, sebenarnya investor asing masih terus menempatkan dananya sejak awal pekan ini. Hari ini, transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 200,692 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 100.320 kali pada volume 4,327 miliar lembar saham senilai Rp 3,009 triliun. Sebanyak 90 saham naik, sisanya 123 saham turun, dan 91 saham stagnan.

Bursa-bursa regional kembali kompak jatuh ke zona merah, padahal siang tadi bursa saham China sempat mencetak poin tipis. Investor regional masih dihantui krisis utang Eropa.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun tipis 2,91 poin (0,12%) ke level 2.329,82.
  • Indeks Hang Seng melemah 132,77 poin (0,69%) ke level 19.107,81.
  • Indeks Nikkei 225 turun 57,59 poin (0,66%) ke level 8.664,58.
  • Indeks Straits Times anjlok 51,97 poin (1,87%) ke level 2.730,58.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Dian Swastatika (DSSA) naik Rp 400 ke Rp 11.700, Fajar Surya (FASW) naik Rp 275 ke Rp 4.050, Elang Mahkota (EMTK) naik Rp 250 ke Rp 3.300, dan Myoh (MYOH) naik Rp 230 ke Rp 1.180.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 850 ke Rp 38.350, Central Omega (DKFT) turun Rp 470 ke Rp 1.450, Century Textille (CNTX) turun Rp 400 ke Rp 6.800, dan Astra Agro (AALI) turun Rp 400 ke Rp 22.050.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar