Kamis, 15 Maret 2012

Imbal Hasil Investasi Negatif, Rupiah Bakal Lesu

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (15/3/2012) diprediksi melemah. Salah satunya, karena pasar cemas imbal hasil investasi menjadi negatif seiring penaikan harga BBM bersubsidi.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi pelemahan rupiah hari ini, salah satunya dipicu oleh prospek kebijakan moneter AS yang masih menjadi fokus utama. Sebab, semalam, Gubernur The Fed Ben Bernanke memberikan pidato yang sudah diperkirakan menegaskan tidak adanya Quantitative Easing (QE) tahap ketiga.

Apalagi, lanjutnya, jika Bernanke mengulangi pernyataan pekan lalu soal adanya tekanan inflasi akibat kenaikan harga minyak global. Kondisi ini masih menopang performa dolar AS. "Karena itu, rupiah cenderung melemah dalam kisaran 9.140 dan akan hingga menguji level psikologisnya 9.200 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.

Di sisi lain, lanjutnya, the Fed memang tidak menegaskan bakal adanya QE ketiga atau tidak. Hanya saja dengan terus membaiknya indikator ekonomi AS, membuat harapan itu semakin pudar. "Apalagi, data kemarin malam menunjukkan kenaikan data penjualan ritel AS," ujarnya. Dia menegaskan, membaiknya ekonomi AS mengurangi persepsi pelonggaran moneter lebih lanjut.

Sementara itu, kata dia, dari dalam negeri, pasar masih khawatir dengan efek inflasi seiring rencana penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). "Dalam pertemuan terakhir Bank Indonesia menyatakan, kalau pemerintah tetap menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar 33% pada bulan April yang disusul dengan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) inflasi bakal melewati target BI rate," ungkapnya.

Hal itu, lanjut Firman, akan membuat return (imbal hasil) investasi di Indonesia jadi negatif. "Suku bunga acuan BI saat ini 5,75%. Jika inflasi mencapai 6,5%, return investasi negatif (-0,75%). Faktor inilah yang diantisipasi pasar," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (14/3/2012) ditutup stagnan pada level 9.160 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar