Rabu, 21 Maret 2012

Khawatir Ekonomi China Melambat, Wall Street Lesu

New York - Bursa saham Wall Street melemah akibat kekhawatiran melambatnya ekonomi China. Saham-saham energi dan industri dasar banyak dilepas atas prediksi turunnya permintaan.

Koreksi di yang terjadi di indeks S&P 500 sudah diperkirakan sebelumnya. Pasalnya, indeks acuan itu sudah naik tinggi hingga ke level tertingginya dalam empat tahun. Tanda-tanda melambatnya ekonomi China menjadi katalis untuk jual saham.

Indeks energi di S&P, yaitu GSPE jatuh 1,4% memimpin pelemahan. Raksasa tambang BHP Billiton mengatakan permintaan bijih besi dari China akan stagnan, sehingga membuat saham-saham komoditas dan energi terkena tekanan jual.

"Berita dari China itu membuat semua orang berpikir dan menghela nafas, tapi sentimennya masih belum berubah, masih tetap bullish," kata Mike Shea, Pialang Direct Access Partners di New York, dikutip dari Reuters, Rabu (21/3/2012).

Senin kemarin, Indeks S&P 500 sudah mencapai level tertingginya sejak 2008 dan tinggal 10% lagi menuju rekor tertingginya sepanjang masa di level 1.565,15 yang diraihnya pada Oktober 2007.

Berkurangnya kekhawatiran krisis utang Eropa serta data ekonomi AS yang membaik sudah mendorong indeks S&P 500 11,8% sejak awal tahun, atau 27% sejak posisi terendah di Oktober.

Pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, Indeks Dow Jones melemah 68,94 poin (0,52%) ke level 13.170,19. Indeks S&P 500 Index turun ke level 4,23 poin (0,30%) ke level 1.405,52. Indeks Komposit Nasdaq turun tipis ke level 4.17 poin (0,14%) ke level 3.074,15.

Sebanyak 6,2 miliar lembar saham diperdagangkan di New York Stock Exchange, Nasdaq dan Amex, dibandingkan dengan rata-rata harian sebanyak 6,9 miliar lembar saham.

(ang/ang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar