Senin, 17 Januari 2011

Menakar Harga Saham IPO Garuda

Jakarta - Pemerintah menetapkan kisaran harga Initial Public Offering (IPO) PT Garuda Indonesia pada kisaran Rp 750-1.100 per lembarnya. Menteri BUMN Mustafa Abubakar terang-terangan berharap harga saham IPO Garuda nantinya bisa mencapai Rp 1.000.

Mawa penawaran awal saham Garuda akan dilakukan pada 12-24 Januari 2010, dengan masa penawaran pada 2,4 dan 7 Februari 2011. Tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia diharapkan bisa dilakukan pada 11 Februari 2011. Bertindak sebagai penjamin emisi adalah Bahana Securities, Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas.

Garuda dan Pemegang Saham Penjual dengan ini melakukan Penawaran Umum sebanyak‐banyaknya sebesar 9.362.429.500 atau sebesar 36,48% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

Saat ini, komposisi kepemilikan saham Garuda adalah pemerintah RI (85,81%), Bank Mandiri (10,61%), Angkasa Pura II (2,21%), Angkasa Pura I (1,36%). Setela IPO, maka komposisi kepemilikan saham adalah pemerintah RI (60,98%), Angkasa Pura I (1,57%), Angkasa Pura I (0,97%), MESA/karyawan dan manajemen (1,45%) dan masyarakat (35,03%).

Rencananya, sebanyak 80 persen saham dari hasil IPO itu akan digunakan untuk pengembangan armada baru yakni 10 unit pesawat B737-800 NG, 10 unit B777 dan 6 unit A330-200, serta 5 unit pesawat tipe narrow-body untuk Citilink dan 5 unit pesawat tipe Sub-100. Sementara 20% akan digunakan untuk membiayai modal Garuda yang diperlukan untuk pengembangan usaha.

Berdasarkan laporan keuangan, Garuda berhasil mencetak laba bersih Rp 194,867 miliar hingga September 2010, menurun dibandingkan pada periode yang sama tahun 2009 yang mencatat laba sebesar Rp 570,155 miliar. (Angka tidak diaudit/penelaahan terbatas). Pada tahun 2009, Garuda mencetak laba sebesar Rp 1,018 triliun.

Penurunan laba Garuda hingga triwulan III-2010 itu terutama disebabkan karena tingginya beban usaha yang mencapai Rp 12,974 triliun, meningkat dibandingkan per triwulan III-2009 yang sebesar RP 11,225 triliun.

Peningkatan beban usaha terutama berasal dari operasional penerbangan yang meningkat dari Rp 4,942 triliun menjadi Rp 6,142 triliun di triwulan III-2010. Sementara dari sisi penjualan tiket dan promosi tidak mengalami peningkatan signifikan yakni dari Rp 1,202 triliun di triwulan III-2009 menjadi Rp 1,252 triliun pada triwulan III-2010.

Sementara dari sisi pendapatan usaha mengalami peningkatan dari Rp 11,849 triliun pada triwulan III-2009 menjadi Rp 12.685 triliun per triwulan III-2010.

Analis dari eTrading Securities, Andrew Argado menjelaskan, harga penawaran perdana Garuda yang berada pada kisaran Rp 750- Rp 1.100 merefleksikan 32,41 – 37,65x P/E (Price to Earning Ratio) FY2010E dan 2,21- 2,49x PBV (Price to Book Value) FY2010E.

"Sebagai informasi, average P/E dan PBV perusahaan lain pada industri sejenis masing-masing 32,33 dan 1,76," jelas Andrew dalam ulasannya mengenai saham Garuda yang dikutip detikFinance, Senin (17/1/2010).

P/E Ratio merupakan cara penghitungan dengan cara membagi harga saham dengan keuntungan perlembar saham. Rasio ini digunakan untuk membandingkan suatu perusahaan dengan P/E Ratio rata-rata dari perusahaan dalam kelompok industri sejenis. Sementara PBV adalah Harga saham / (total harta - total utang).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar