Rabu, 23 Februari 2011

Harga batubara melaju terangkat harga minyak

Date : Feb 23 2011, 08:51
Title : News Story
Header : Harga batubara melaju terangkat harga minyak


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Harga batubara kembali membara. Di bursa Intercontinental
Exchange, Newcastle, Australia, kontrak pengiriman batubara bulan Maret 2011,
Senin (22/2), senilai US$ 128,15 per metrik ton. Itu merupakan harga tertinggi
selama tiga pekan terakhir.
Kenaikan tersebut melanjutkan tren penguatan yang terjadi sejak pekan
lalu. Kontrak yang sama pada Jumat (18/2) naik hingga 1,74%.
Pendorong harga batubara terbaru adalah kenaikan harga minyak mentah.
"Penyebab harga batubara melonjak adalah spekulasi yang berkembang di pasar
tentang peningkatan harga komoditas energi," ujar Herry Setyawan, analis
Indosukses Futures.
Harga minyak mentah sendiri melejit tersulut oleh konflik di negara-negara
Afrika Utara dan Semenanjung Arab yang tak kunjung reda. Ketegangan politik
yang bermula dari Tunisia dan Mesir itu kini sudah menyebar hingga Bahrain dan
Libya.
Situasi paling gawat terjadi di Libya. Korban jiwa yang jatuh dalam aksi
anti pemerintah mencapai 250 nyawa. Pelaku pasar merisaukan pasokan minyak
global bakal terganggu, mengingat Libya merupakan produsen minyak besar
kedelapan di dunia.
Berdasarkan data Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), total
produksi minyak Libya mencapai 5% dari keseluruhan produksi OPEC per akhir
Januari lalu.
Kerisauan itu otomatis menerbangkan harga minyak. Harga minyak jenis Brent
di bursa ICE, kemarin, adalah US$ 108,57 per barel. Sedang minyak jenis WTI di
bursa Nymex untuk pengiriman April 2011 US$ 98,48 per barel.
Pengaruh bunga
Menurut Herry, secara fundamental harga batubara berada di tren penurunan.
Alasan Herry, tingkat bunga tinggi yang ditetapkan otoritas moneter di negara
pengguna batubara akan menekan volume kebutuhan. "Jadi ini hanya spekulasi
terhadap masalah yang terjadi di Timur Tengah," kata dia. Herry menambahkan,
permintaan batubara tahun ini diprediksi tidak setinggi tahun lalu.
Dalam jangka menengah, Herry menilai, harga batubara masih akan ditentukan
oleh kelanjutan kondisi geopolitik di Timur Tengah. Dia memperkirakan, dalam
kondisi seperti sekarang harga batubara dalam jangka menengah bisa bergerak
antara US$ 120 hingga US$ 140 per metrik ton.
Ibrahim, General Manager Harvest International Futures memprediksi, harga
batubara akan melaju hingga US$ 135 per metrik ton di akhir kuartal pertama
tahun ini. "Harga akan mencapai level tertingginya dalam dua bulan ke depan,"
kata dia.
Pendorong harga batubara di kuartal pertama, menurut Ibrahim, adalah
kebiasaan negara-negara pengguna untuk memperbesar cadangan batubara. Ini
menyebabkan harga batubara tetap tinggi.
Kedua analis memperkirakan, harga batubara akan melandai jika konflik di
Timur Tengah padam. Ibrahim juga mengingatkan, di kuartal kedua, investor perlu
mengawasi penurunan harga batubara.
Tapi, harga bisa naik kembali jika pasar sudah bisa menerima kebijakan
bunga tinggi. "Harga batubara bisa tetap tinggi meskipun konflik geopolitik di
Timur Tengah sudah reda," kata Herry.
[ Asep Munazat Zatnika ]

KONTAN Wed, 23 Feb 2011 ( 08:40:00 WIB )


=======================================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar