Rabu, 09 Maret 2011

Harga Minyak Turun, Wall Street Melonjak




New York - Proyeksi laba Bank of America (BoA) yang mengesankan dan turunnya harga minyak berhasil mengangkat bursa Wall Street hingga terhindar dari zona berbahaya. Pasar sudah menunjukkan tanda-tanda ketangguhannya setelah sempat terhempas oleh tingginya harga minyak.

"Fakta bahwa pasar sudah bertahan dengan baik menghadapi lonjakan harga minyak paling tajam dalam beberapa tahun adalah sebuah pernyataan bahwa landasan pasar cukup kuat," ujar Richard Ross, analis global dari Auerbach Grayson seperti dikutip dari Reuters, Rabu (9/3/2011).

Pada perdagangan Selasa (8/3/2011), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup menguat 124,58 poin (1,03%) ke level 12.214,61. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 11,69 poin (0,89%) ke level 1.321,82 dan Nasdaq menguat 20,14 poin (0,73%) ke level 2.765,77.

Harga minyak mentah dunia memang akhirnya turun setelah Arab Saudi menyatakan pihaknya akan menangkis setiap gangguan di pasar minyak. Namun krisis Libya masih menahan penurunan lebih lanjut.

Minyak light sweet pengiriman April turun 42 sen menjadi US$ 105,02 per barel, setelah sempat melonjak hingga US$ 106,95. Minyak Brent pengiriman April juga turun 1,98 dolar AS menjadi US$ 113,06 per barel.

Saham Bank of America Corp melonjak hingga 4,7% menjadi US$ 14,69 setelah memproyeksikan labanya bisa mencapai US$ 40 miliar, atau lebih tinggi dari ekspektasi analis. Saham-saham finansial ikut melonjak, dengan indeks finansial S&P naik hingga 2,2%.

Namun perdagangan tidak terlalu ramai dengan transaksi di New York Stock Exchange mencapai 7,57 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian tahun ini yang mencapai 8,47 miliar lembar saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar