Selasa, 28 Februari 2012

Faktor Teknikal dan Yunani, Rupiah Masih Lesu

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Selasa (28/2) diprediksi melemah setelah rupiah menembus formasi Triangle-nya di level 9.150 per dolar AS.

Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, potensi pelemahan rupiah hari ini salah satunya tampak jelas pada indikator teknikalnya. Menurutnya, Selasa ini, rupiah berpeluang melanjutkan pelemahan setelah secara teknikal posisinya menembus di atas formasi Triangle.

Penembusan tersebut, lanjut dia, mengindikasikan adanya pola sinyal technical bullish yang berarti pelemahan bagi rupiah. "Karena itu, pelemahan rupiah berikutnya adalah mengincar 9.205 per dolar AS dengan rentang support 9.150 dan resistance 9.200 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.

Apalagi, Christian menggarisbawahi, selain faktor teknikal, pelemahan rupiah juga dipicu oleh masih banyaknya kecemasan pasar. "Salah satunya menunggu voting Jerman soal bailout Yunani," ucap dia.

Selain itu, pasar juga menantikan keputusan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa untuk mengizinkan apakah dana talangan European Financial Stability Facility (EFSF) dan European Stability Mechanism (ESM) dikucurkan secara paralel atau tidak. "Ini lebih penting untuk bisa mendongkrak kapasitas dana talangan zona Eropa," timpal Christian.

Pada pekan ini juga, kata dia, isu portugal akan mencuat lagi. Memang, Portugal hanya mengagendakan untuk me-review program bailout sebelumnya. "Tapi, Portugal diperkirakan akan terpaksa harus meminta bailout tahap kedua. Meskipun, angkanya masih kecil sekitar 30 miliar euro," imbuh Christian.

Dari internal, lanjutnya, rupiah masih terpengaruh negatif oleh kecemasan pasar atas lonjakan inflasi seiring rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). "Faktor harga BBM jadi sentimen utama dari dalam negeri," tuturnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Senin (27/2) ditutup melemah 120 poin (1,3%) ke level 9.163/9.174 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar