Jumat, 29 April 2011

Harga kedelai dan jagung tumbang, CPO pun anjlok tajam

Harga kedelai dan jagung tumbang, CPO pun anjlok tajam
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) tumbang setelah harga kedelai dan jagung anjlok. Melemahnya harga komoditas ini karena melambatnya permintaan suplai dari Amerika Serikat. Apalagi, membaiknya kondisi cuaca mengangkat proyeksi hasil panen global.

Kontrak CPO untuk pengiriman Juli di Malaysia Derivatives Exchange (MDE) sempat tumbang 1,7% ke level RM 3.237 atau setara US$ 1.089 per metrik ton, pada perdagangan 9.42 WIB. Ini level terendahnya sejak 19 April. Sementara, per pukul 14.40 WIB, kontrak yang sama bergerak ke level RM 3.258 atau sekitar US$ 1.098,52 per metrik ton.

Kemarin, harga jagung di Chicago Board of Trade terbenam setelah Departemen Pertanian AS melaporkan eksportir menjual 348.969 ton jagung dalam sepekan yang berakhir 21 April. Itu jumlah terkecil dalam enam bulan terakhir. Analis pasar senior AgriVisor LLC Dale Durchholz menyebut, harga jagung juga jatuh karena proyeksi cuaca kering di barat Midwest AS memungkinkan peningkatan penanaman.

Sementara, harga kedelai untuk pengiriman Juli di Chicago anjlok 2,2% ke US$ 13,535 per bushel, kemarin.

Ryan Long dari OSK Investment Bank Bhd. mengatakan, sebelumnya terlalu banyak hujan dan sekarang pasar berekspektasi cuaca akan berubah kondusif untuk penanaman. "Ini akan menjadi pasar yang buruk untuk kelapa sawit," katanya.

Long menambahkan, koreksi harga CPO juga mengikuti penurunan harga minyak mentah dari level tertingginya 31 bulan terakhir di New York.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar