Selasa, 28 Februari 2012

Bursa Saham, Tergantung Nyali Investor

INILAH.COM, Jakarta - Ramalan para analis yang mengatakan indeks masih akan perkasa, ternyata meleset jauh. Lihat saja, sepekan lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) merosot 81,98 poin. Artinya, dalam waktu yang sangat pendek itu terjadi penurunan indeks sebesar 2,06%.

Penurunan tersebut tampaknya masih akan terjadi pekan ini. Soalnya, Senin ini (27/2) indeks kembali ditutup melemah 33,55 poin (0,86%) ke level 3.861,02.

Potensi inflasi tinggi, setelah pemerintah mengumumkan rencana kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik (TDL) akhir Maret mendatang, ditenggarai sebagai menjadi pemicu kaburnya investor dari Bursa Efek Indonesia (BEI). “Pemerintah terlalu ragu-ragu mengambil keputusan kenaikan harga BBM, sehingga memicu spekulasi pasar,” kata Edwin Sebayang, Kepala Riset PT MNC Securities.

Apalagi para menteri keuangan Eropa telah sepakat mengucurkan dana talangan untuk mengatasi krisis utang Yunani. Edwin dan sejumlah analis optimis, longsornya indeks tidak akan berlangsung lama. Alasannya, fundamental ekonomi Indonesia masih menarik.

Pertumbuhan ekonomi yang diperkirtakan masih tinggi dan politik yang stabil, merupakan dua faktor yang membuat negeri ini tetap menjadi lahan subur untuk membiakan uang. Yang menjadi pertanyaan, kapan indeks akan kembali menguat?

Untuk jangka pendek, itu baru akan terjadi pada saat emiten menerbitkan laporan keuangan 2011 awal Maret mendatang. Tetapi untuk jangka menengah tergantung laporan ekonomi Amerika dan rencana kenaikan harga BBM dan TDL.

Nah, karena kondisinya belum stabil, sejumlah analis menyarankan investor untuk menerapkan strategi selective buy. Seorang analis dari PT Kresna Securities menyarakan investor untuk membeli saham unggulan yang penurunannya cukup tajam.

Saham bank, seperti PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Central Asia (BBCA) termasuk yang disarankan untuk dikoleksi. Pertimbangannya, sektor perbankan bakal mencatat kenaikan laba bersih yang tinggi sepanjang 2011. Saham lainnya adalah PT Astra Internasional (ASII) dan PT Indofood Sukses Makmur (INDF).

Namun demikian, sebelum terjadi kenaikan, indeks diperkirakan akan mengalami penurunan dulu. “Saya perkirakan pekan ini indeks akan mengalami konsolidasi,” kata Edwin. Ia memperkirakan indeks akan melorot ke level 3.750. Jadi? Ya, semuanya tergantung nyali para investor. Berani masuk sekarang atau tidak? [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar