Senin, 12 Maret 2012

Awal Pekan, Pilihlah Saham Terkoreksi Dalam

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik pada Senin (12/3) diperkirakan akan berfluktuasi. Saham yang sudah terkoreksi dalam, bisa jadi pilihan investor.

Yuganur Widjanarko, analis pasar modal dari HD Capital Securities mengatakan, setelah kemarin berhasil ditutup di atas level 3965, fluktuasi IHSG masih akan berlangsung sepanjang pekan ini.

“Penutupan di atas level tersebut mengkonfirmasi tren bullish atau reli masih terbentuk,”ujarnya kepada INILAH.COM.

Seperti diketahui, IHSG berhasil ditutup secara mingguan di atas level tertinggi tiga pekan (3.970) dalam minggu yang relatif sepi dan bergerak sideways. “Sehingga dapat disimpulkan bahwa momentum masih berpihak ke arah naik versus turun setidaknya untuk sepekan mendatang.”

Menurutnya, berlanjutnya trend bullish di bursa Indonesia, juga didukung penguatan akhir pekan di bursa New York, di mana DJIA tutup di atas level 12.900. Sebenarnya konfirmasi kuat DJIA untuk mengakhiri trend turun jangka pendeknya, harus melalui koreksi sampai di level 12.500-2.600.

”Namun katalis fundamental lebih mendorong sentimen positif untuk DJIA, dengan keluarnya data ketenagakerjaan yang menunjukkan peningkatan non farm payroll,” katanya.

Sementara ini sentimen negatif yang masih akan mengganggu kelanjutan penguatan indeks bursa saham jangka pendek adalah tren naiknya harga minyak mentah, yang kembali berada di kisaran US4107 per barel.

Dengan fluktuasi indeks pekan ini, maka investor disarankan untuk mencermati saham-saham perbankan yang telah mengalami koreksi cukup dalam dan telah memulai pembentukan sinyal bullish baru .

Saham perbankan yang disarankan adalah Bank BRI (BBRI) dengan target harga Rp6.650. Pascakoreksi selama lebih dari seminggu, BBRI jatuh ke daerah oversold (jenuh jual) dan sekarang diperdagangkan dengan valuasi PER 2012 sebesar 10 kali dan PBV 3 kali dan ROE 30%.” Ini membuat BBRI menarik untuk bargain hunting bagi investor asing,”paparnya.

Saham lain pilihan Yuga adalah Bumi Resources (BUMI) dengan target harga Rp2.525. Emiten batubara dengan market cap terbesar di sektornya ini mulai menunjukan tanda adanya momentum kenaikan selanjutnya, dengan menutup hijau di atas harga tertinggi dua hari terakhir.”Hal ini membuat daily stochastic juga cross up untuk sinyal beli jangka pendek,”katanya.

Emiten properti residential dengan landbank di Jonggol, Bukit Sentul (BKSL) juga direkomendasikan. Selain terangkat oleh sentimen positif dari suku bunga BI rate tetap, BKSL juga biasanya mengikuti pergerakan saham BUMI, seperti second liners pada umumnya. “Saham BKSL masih menarik dengan target harga di Rp260 per lembarnya,”ucapnya.

Astra International (ASII) menjadi pilihan Yuga selanjutnya, dengan target harga Rp72.400. Penutupan mingguan yang lebih tinggi ketimbang pekan sebelumnya (higher high) menunjukan bahwa potensi untuk menutup price gap atas di Rp72.400 lebih mungkin.

"Terutama ketimbang jatuh dalam price gap bawah Rp68.700 yang relatif sudah ditutup lewat koreksi minor beberapa hari lalu." [nat]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar