Senin, 12 Maret 2012

Inflasi BBM Terdiskon, IHSG Tinggal Naiknya

INILAH.COM, Jakarta – Kecemasan atas inflasi BBM dinilai sudah diserap oleh pasar. Karena itu, IHSG tinggal naiknya saja sekarang. Empat sektor saham diprediksi bakal jadi penggerak indeks.

Kepala Riset Recapital Securities Pardomuan Sihombing mengatakan, inflasi BBM sudah terdiskon di market saat IHSG melemah ke level 3.800-an. Pelemahan ini terjadi saat harga BBM belum diputuskan berapa kenaikannya.

Sekarang, dengan besaran kenaikan harga BBM sebesar Rp1.500 per liter, sudah tercermin saat IHSG melemah itu. “Artinya, saat ini, IHSG tinggal naiknya seiring juga ekspektasi kinerja keuangan kuartal pertama 2012 yang juga mulai dirilis pada April. Ini sudah mulai diantisipasi positif oleh pasar,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Jumat (9/3/2012), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 23,88 poin (0,60%) ke level 3.991,544 dengan intraday tertinggi 3.995,192 dan terendah 3.968,299. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang naik 4,59 poin (0,67%) ke posisi 689,248. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Meski menguat, IHSG masih di bawah 4.000. Bagaimana Anda melihat arah IHSG dalam sepekan ke depan?
IHSG masih berpotensi mengalami penguatan. Salah satunya karena market masih diwarnai oleh sentiment positif dari laporan keinerja keuangan emiten hingga akhir Maret ini. Di sisi lain, indeks juga mendapat dukungan dari BI rate yang masih dipertahankan di level 5,75%.

Sebenarnya, bagi IHSG, sentiment positif jika BI rate diturunkan. Tapi, faktor inflasi riil yang jadi pertimbangan jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL), dipertahankannya BI rate sudah jadi sentiment positif. Jadi, level BI rate 5,75% sudah cukup baik bagi IHSG dengan inflasi Februari yang relatif rendah 0,05% (month to month). Sebab, jika bunga dinaikkan, cost of fund perbankan menjadi tinggi.

Level support dan resistance-nya?
Dalam sepekan ke depan, support indeks di level 3.940 dan resistance 4.040. Untuk hari Senin saja, support indeks di level 3.960 dan resistance 4.020.

Bagaimana dengan kecemasan pasar atas inflasi BBM?
Inflasi BBM sudah terdiskon di market saat IHSG melemah ke level 3.800-an. Pelemahan ini terjadi saat harga BBM belum diputuskan berapa kenaikannya. Sekarang, dengan besaran kenaikan harga BBM sebesar Rp1.500 per liter, sudah tercermin saat IHSG melemah itu. Artinya, saat ini, IHSG tinggal naiknya seiring juga ekspektasi kinerja keuangan kuartal pertama 2012 yang juga mulai dirilis pada April. Ini sudah mulai diantisipasi positif oleh pasar.

Faktor eksternal bagaimana?
Faktor eksternal sudah cukup kondusif. Sebab, 80% kreditor swasta berpartisipasi dalam debt swap Yunani sehingga negeri Para Dewa itu bisa mengamankan paket bailout tahap kedua senilai 130 miliar euro. Kondisi ini juga diiringi dengan kembali rebound-nya bursa global. Faktor-faktor itulah yang kita lihat menjadi sentiment penguatan indeks dalam sepekan depan.

Sektor saham apa saja yang yang berpeluang jadi penggerak indeks dalam sepekan ke depan?
Saya perkirakan, perkebunan, konsumsi, manufaktur dan sektor perdagangan. Itulah sektor saham yang masih menarik untuk diperhatikan.

Saham-saham pilihan Anda?
PT Indofood Sukses Makmur (INDF), PT Gudang Garam (GGRM), PT Astra Agro Lestari (AALI), PT Sampoerna Agro (SGRO), PT London Sumatera Plantation (LSIP), PT Semen Gresik (SMGR), PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP), dan PT United Tractor (UNTR).

Bagaimana strategi trading pada saham-saham tersebut?
Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut. Saham-saham tersebut masih memiliki upside potential dalam sepekan ke depan.

Bagaimana dengan horizon jangka menengah?
Saya optimistis, bahkan untuk jangka pendek dan menengah, IHSG justru naik. Sebab, masih ada sentiment-sentimen di depan yang masih bisa menjadi trigger kenaikan indeks. Trigger kenaikan indeks untuk jangka menengah antara lain, laporan keuangan emiten full year 2011 hingga akhir Maret 2012 dan pada April pasar sudah mulai mengantisipasi kinerja keuangan untuk kuartal I-2012. Eksternal sudah mulai kondusif yang ditandai dengan reboundnya bursa global dan harga minyak sudah mulai terkendali.

Sementara itu, dari sisi makro, IHSG mendapat dukungan dari BI rate yang tetap di level 5,75%. Untuk alasan BI rate turun juga belum ada. Kecuali, jika terjadi perang di Iran secara tiba-tiba. Ini masih jauh meskipun ketegangan itu tetap ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar