Rabu, 14 Maret 2012

Fed Perketat Moneter, Rupiah Bakal Lesu

INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (14/3/2012) diprediksi melemah. Sinyal pengetatan moneter dari Bank Sentral AS jadi angin segar bagi dolar AS.

Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan. Menurutnya, jika memang terdapat sinyal dari Bank Sentral AS untuk tahap awal mereduksi stimulus ataupun likuiditas yang sudah digelontorkan selama ini akan memperkuat dolar AS dan jadi tekanan bagi rupiah.

"Karena itu, rupiah cenderung melemah dalam kisaran level atas 9.190-9.200 dan 9.145 sebagai level bawahnya,” katanya kepada INILAH.COM.

Christian menegaskan, karena pengetatan moneter merupakan tahap awal dari perubahan kebijakan yang tadinya pelonggaran, bisa mengubah arah dolar AS. "Sebab, sejak 2008, dolar AS melemah tajam seiring diberlakukannya Quantitative Easing (QE)," papar Christian.

Menurutnya, jika kebijakan The Fed berbalik menjadi pengetatan moneter, dolar AS akan berbalik arah menjadi penguatan sehingga jadi tekanan bagi rupiah.

Sementara itu, sentimen dari Uni Eropa, para menteri keuangan baru saja menyetujui paket bailout untuk Yunani senilai 130 miliar euro. "Ini seharusnya jadi sentimen positif di market tapi sudah terdiskon," ucapnya.

Tapi, di sisi lain, para menteri keuangan Uni Eropa akan membekukan dana pengembangan Hongaria, sebesar 495 miliar euro setelah negara tersebut gagal memperkecil defisit anggarannya.

Lalu, dari Spanyol para menteri keuangan Eropa menginginakan negeri matador itu memotong anggaran sebesar 0,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB). "Tapi, Spanyol secara keseluruhan masih terkontrol jika bisa menjaga defisit anggaran sesuai dengan keinginan Uni Eropa. Jadi, sentimen dari Eropa secara keseluruhan sudah cukup stabil," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Selasa (13/3/2012) ditutup melemah tipis 2 poin (0,021%) ke level 9.160/9.170 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar