Jumat, 25 Maret 2011

Medco Tetap Ingin Lanjutkan Proyek Migas di Libya


Jakarta - PT Medco Energy Internasional Tbk (MEDC) tetap berniat menjalankan proyek eksplorasinya di area 47 Libya meskipun saat ini kondisi di negara tersebut sedang kacau balau menyusul serangan pihak koaliasi.

Menurut Direktur Medco Lukman Mahfoedz, saat ini seluruh proyek Medco di Libya sedang dihentikan sementara terkait memanasnya situasi di negeri penghasil minyak tersebut dan kemungkinan dilanjutkan setelah situasi memungkinkan.

"Apabila keadaan sudah memungkinkan tentunya operasi bisa dilangsungkan. Kontrak kita dengan NOC of Libya, siapapun yang memerintah Libya mempunyai kepentingan yang sama untuk mengembangkan area 47 untuk menghasilkan revenue bagi negara," katanya kepadadetikFinance, Kamis (24/3/2011) malam.

Ia mengatakan, saat ini karyawan Medco yang bukan warga negara asli Libya sudah seluruhnya dievakuasi, dibawa kembali ke negaranya masing-masing termasuk Indonesia.

Namun, ada beberapa karyawan Medco yang merupakan warga negara asli Libya dan tetap bertahan di negera Timur Tengah itu.

"Masih ada (karyawan Medco), kita masih ada sekitar 60 orang di sana. Mereka national Libyan," jelasnya.

Ia mengaku belum mendapat kabar secara detail mengenai nasib para karyawan Medco yang asli warga negara Libya tersebut. Namun, ia belum bisa memastikan apakah kondisi mereka sekarang masih aman, terutama setelah gempuran oleh pasukan koalisi.

"Apapun yang terjadi jatuhnya banyak korban sipil di serangan koalisi sangat disayangkan. Kalau digempur dengan ratusan rudal demikian siapa yang bisa jamin (keamanannya)," ujarnya.

Tahun lalu, Medco mengalokasikan dana sebesar US$ 78 juta untuk kegiatan eksplorasi di blok 47 Libya. Medco dan partnernya mengebor lima sumur yang terdiri dari tiga sumur ekplorasi dan dua appraisal.

Dana untuk mengebor masing-masing sumur sekitar US$ 8 juta. Tahun lalu, Medco dan mitranya sudah mengebor 21 sumur di sana yang terdiri dari 17 sumur eksplorasi dan 4 sumur appraisal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar