Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada Maret 2011 terjadi deflasi 0,32%. Utamanya karena penurunan harga bahan pokok seperti cabai dan beras.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BPS Rusman Heriawan dalam jumpa pers di kantornya, Jalan DR. Soetomo, Jakarta, Jumat (1/4/2011).
"Deflasi tertinggi dari tiga tahun terakhir karena yang pernah dicapai April 2009 sebesar 0,31% dan Januari 2009 sebesar 0,07%," tegas Rusman.
Dikatakan Rusman inflasi kumulatif Januari-Maret 2011 adalah 0,7%, sementara inflasi yoy di Maret mencapai 6,65%.
"Deflasi dikarenakan sumbangan dari volatile food pressurenya masih ada inflasi 0,25%," jelas Rusman.
Secara nasional yang masih menyumbang inflasi di Maret 2011 adalah telur ayam ras yang harganya turun 4,56% dan menyumbang inflasi 0,3%. Kemudian bawang putih yang harganya turun 2,15% dan menyumbang inflasi 0,02%. Lalu harga emas perhiasan yang menyumbang inflasi 0,02%. Inflasi dari pertamax juga ada.
Sementara yang menyumbang deflasi adalah harga cabai merah yang turun 30,5% dan menyumbang deflasi 0,23%. Lalu harga beras yang turun 3,54% dan menyumbang deflasi 0,21%. Lalu harga cabai rawit turun 19,57% dan menyumbang deflasi 0,07%.
Harga bawang merah turun 4,65% dan menyumbang deflasi 0,03%.
Dari 66 kota sebanyak 54 kota mengalami deflasi dan 14 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi di Padang 2,59% dan Dumai deflasi 2,34%. "Padang karena banyak konsumen cabai dan harganya turun," imbuh Rusman.
Sementara inflasi tertinggi di Palu 0,67%, dan Maumere 0,57%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar