Sabtu, 20 Agustus 2011

Kena tulah proyeksi Morgan Stanley

Kena tulah proyeksi Morgan Stanley
JAKARTA. Bursa saham Asia kembali terguncang. Pada perdagangan Jumat (19/8), seluruh indeks saham negara-negara Asia mengalami penurunan tajam.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin merosot sedalam 4,43% hingga menyentuh level 3.842,75. Padahal sehari sebelumnya IHSG sudah kembali menembus level 4.000 dan bertengger di level 4.020,99.

Indeks KOSPI bahkan turun lebih dalam ketimbang bursa saham lainnya. Indeks bursa saham Korea Selatan ini anjlok 6,22% dan berakhir di posisi 1.744,88.

Biang keladi pelemahan indeks saham kali ini adalah tulah Morgan Stanley. Perusahaan keuangan ini merevisi target pertumbuhan domestik bruto (PDB) global dari semula 4,2% jadi 3,9% hingga akhir 2011.

Selain itu, Morgan Stanley juga merevisi target kinerja indeks saham Singapura, Indonesia dan Thailand (lihat Infografis). Awalnya, Morgan Stanley memprediksi IHSG bisa tumbuh 13% sepanjang 2011 ini. Artinya, semula lembaga keuangan ini menargetkan IHSG bisa mencapai level 4.185.

Sedang menurut laporan analis Morgan Stanley Hozefa Topiwalla dan Trong Tri Tan, IHSG hanya akan tumbuh 1% dari posisi di 16 Agustus. Artinya, IHSG hanya akan mencapai 3.993 di akhir tahun 2011. "Kombinasi potensi penurunan pendapatan dan potensi pertumbuhan kinerja yang masih kuat, sangat mungkin membatasi kinerja pasar dari level saat ini hingga Desember 2011," papar kedua analis dalam risetnya, sebagaimana dikutip Bloomberg, kemarin.

Aksi jual asing

Sontak, penurunan proyeksi kinerja IHSG ini menjadi sentimen negatif. Tambah lagi, IHSG juga masih terkena sentimen negatif kondisi ekonomi Eropa dan Amerika Serikat (AS). "Indeks saham Eropa hancur-hancuran, dua hari ini turun hampir 20%," ujar Andri Zakaria, Analis BNI Securities.

Andri memperkirakan penurunan indeks saham ini bisa berlangsung hingga pekan depan. Kondisi saat ini mendorong investor terus menjual saham, apalagi ada isu Eropa sudah mulai memasuki resesi global seperti tahun 2008.

Kemarin, asing memang kembali menjual saham secara besar-besaran. Pada penutupan bursa, nilai jual bersih asing mencapai Rp 1,74 triliun. Ini posisi jual bersih tertinggi sejak 5 Maret 2011.

Toh, sejumlah pelaku pasar masih optimistis IHSG bisa pulih dan menembus level 4.000 di akhir tahun. Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu tetap mempertahankan prediksinya IHSG bisa mencapai 4.444 di akhir tahun.

Irwan tetap mempercayai kondisi makro dalam negeri yang stabil, seperti inflasi dan nilai tukar rupiah, menjadi penopang kuat bagi laju IHSG. Apalagi rasio utang terhadap PDB Indonesia masih 25%. "Ketahanan ekonomi dalam negeri masih kuat," tegasnya.

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, juga menilai langkah Morgan Stanley merevisi targetnya masih dalam batas wajar, terutama melihat volatilitas pasar saat ini. "Selama masih di atas 3.550, IHSG masih bisa mencetak rekor baru," ujarnya.

Satrio juga masih mempertahankan proyeksi kinerja IHSG versinya, yaitu antara 4.150-4.650 di akhir 2011. Sekadar info, level 4.150 sudah tercapai di akhir Juli.

Andri memprediksi, bulan ini IHSG akan berfluktuasi di kisaran 3.590-4.140. Saat ini merupakan waktu yang tepat bagi investor untuk kembali masuk ke pasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar