Selasa, 27 Maret 2012

Antisipasi Demo, Sebaiknya Jual di Sesi Pagi

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Indonesia pada Selasa (27/3/2012) diperkirakan akan melemah. Mengantisipasi aksi demo, investor disarankan untuk melakukan aksi jual di pagi hari dan bargain hunting di sore, ketika terjadi panic selling.

Ahmad Riyadi analis dari Milenium Securities mengatakan, sentimen eksternal yang relatif mixed, membuat pergerakan IHSG masih sangat terbatas. Ia pun memperkirakan, hari ini indeks cenderung terkoreksi.

”Karena sentimen negatif meningkat di dalam negeri seiring dengan tingginya tensi demonstrasi penolakan rencana kenaikan BBM bersubsidi,”ujarnya kepada INILAH.COM.

Ketidakpastian soal implementasi rencana tersebut akan diselesaikan dalam voting di rapat paripurna DPR, sehingga seharusnya sudah meredam ketidakjelasan di market. “Namun investor cenderung untuk melepaskan posisi dan tidak melakukan pembelian saham,” katanya.

Ada upaya intervensi yang dilakukan oleh pemerintah dengan menahan kejatuhan IHSG lewat pembelian di saham-saham berkapitalisasi besar seperti Aneka Tambang (ANTM), TB Bukit Asam (PTBA) dan Telekomunikasi Indonesia (TLKM).

“Namun, intervensi ini tidak terlalu mencolok karena kebetulan saham-saham tersebut adalah saham sektor yang masih lagging dan undervalue,”paparnya.

Sementara proyeksi earning dari sektor pertambangan dan komoditas diperkirakan masih tumbuh, karena harga minyak mentah di pasar internasional yang relatif bertahan di level tinggi.

Pembelian massive investor ritel diperkirakan baru akan terjadi, jika ada panic selling di pasar saham, ketika demonstrasi penolakan kenaikan BBM memanas dan keputusan paripurna DPR ditetapkan.

Sementara ini IHSG akan cenderung flat , dengan tendensi aksi jual investor dan intervensi pemerintah di saham-saham big cap BUMN untuk menahan kejatuhan IHSG.

Sejumlah analis menilai dampak inflasi dari kenaikan BBM tersebut hanya sementara, karena kebanyakan emiten di BEI masih mencatat kinerja relatif baik di kuartal pertama 2012, sementara IHSG sudah berhasil tembus level 4000, yang mengindikasikan aliran dana asing masih relatif stabil.

Di sisi lain, investor asing menilai kinerja saham di Indonesia masih menarik dibandingkan pasar saham Asia lainnya. Ini mengingat tingkat suku bunga yang dipertahankan di 5,75%, dan yield/imbal hasil yang masih lebih tinggi.

Namun, mereka mulai memperhitungkan tekanan inflasi yang akan membuat riil interest rate Indonesia negatif. Karena kalau inflasi akibat kenaikan BBM bisa mencapai 7-8%,”jelasnya.

Di tengah situasi ini, investor direkomendasikan untuk melakukan penjualan di sesi pagi dan mencermati perkembangan aksi demo besar-besaran jelang keputusan paripurna DPR soal kenaikan BBM bersubsidi. “Jika terjadi panic selling, maka bisa melakukan bargain hunting lagi di sesi sore,”katanya.

Beberapa saham pilihannya adalah Adaro Energy (ADRO), TB Bukit Asam (PTBA), Indofood (INDF), Selamat Sempurna (SMSM), Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Mayora (MYOR),”Rekomendasi buy on weakness untuk emiten-emiten ini,”tutupnya, [nat]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar