Selasa, 20 Maret 2012

Data Manufaktur Siap Bangkitkan Hasrat Pasar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (20/3) diprediksi menguat. Positifnya ekspektasi atas data manufaktur China dan Eropa jadi salah satu katalinsya.

Analis senior Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, potensi penguatan rupiah hari ini, salah satunya dipicu oleh bangkitnya hasrat pasar pada aset-aset berisiko (risk appetite). Menurutnya, pergerakan rupiah hari ini masih akan terpengaruh oleh faktor eksternal terutama data-data ekonomi yang akan dirilis pekan ini.

Antara lain, pasar akan kembali fokus pada kinerja ekonomi China yang akan merilis PMI Manufacturing Index pada Kamis (22/3/2012) yang diprediksi akan tumbuh jadi 51 dari sebelumnya 49,6. "Karena itu, rupiah cenderung menguat dalam kisaran support 9.100 hingga resistance 9.150. Resistance berikutnya adalah 9.170-9.200 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Daru menegaskan, jika angkanya sesuai dengan ekspektasi, merefleksikan ekspansi manufaktur China sehingga memicu hasrat pasar pada aset-aset berisiko. "Kondisi ini, bisa membantu rupiah untuk melanjutkan penguatan berikutnya," ujarnya.

Jika yang terjadi sebaliknya, kata dia, justru mengindikasikan perlambatan ekonomi sehingga memperlemah minat pasar atas aset-aset berisiko.

Selain China, lanjut Daru, Eropa juga akan merilis data manufakturnya. Indeks manufaktur Jerman sudah diprediksi meningkat jadi 51 dari sebelumnya 50,2. Begitu juga dengan indeks manufaktur zona euro yang angkanya diprediksi meningkat, meski masih di bawah batas 50, dari 49 menjadi 49,5.

Pada saat yang sama, ucap Daru, penguatan rupiah juga mendapatkan momentumnya dari posisi dolar AS yang jenuh beli terhadap mata uang utama sehingga kapan pun dolar AS berpeluang terjadi koreksi.

Apalagi, pada hari ini akan dirilis inflasi Inggris di mana Consumer Price Index (CPI) bulanan diprediksi naik dari -0,5% menjadi 0,5% sehingga membantu mata uang poundstarling untuk rally dan memicu penguatan pada mata lainnya terhadap dolar AS.

Begitu juga dengan Retail Price Index yang angkanya naik dari -0,6% diprediksi naik jadi 0,6%. "Semua itu, bisa mengangkat risk appetite sehingga mendukung penguatan rupiah," imbuh Daru.

Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (19/3) ditutup menguat 10 poin (0,10%) ke level 9.120/9.130.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar