Jumat, 09 Maret 2012

Risk Appetite Siap Bangkitkan Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Jumat (9/3) diprediksi naik. Risk appetite tumbuh merespon debt swap Yunani dan keputusan berbagai Bank Sentral Eropa.

Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian potensi penguatan rupiah akhir pekan ini karena kembali bangkitnya risk appetite yakni bangkitnya hasrat pasar pada aset-aset berisiko termasuk rupiah. Bangkitnya hasrat pasar itu, salah satunya karena market akan bersikap positif perkembangan debt swap di Yunani.

Penukaran obligasi lama dengan obligasi baru yang nilainya dipangkas 50% itu, bisa menambah harapan dan mencegah Yunani dari gagal bayar (default). Apalagi, Yunani harus membayar obligasi yang jatuh tempo akhir bulan ini. "Karena itu, rupiah cenderung menguat dalam kisaran 9.100-9.145 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Di sisi lain, risk appetite bangkit karena semalam pasar sudah mendapatkan keputusan dari European Central Bank (ECB) dan Bank of England (BoE). Kedua bank sentral ini, sudah diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga acuannya pada level rendah yakni BoE di level 0,5% dan ECB 1%.

"Angka ini dinilai masih positif untuk mengakomodir perekonomian sehingga bisa menambah risk appetite terhadap euro dan memperlemah dolar AS. Dan, pada akhirnya memperkuat rupiah," tandas Christian.

Apalagi, lanjut dia, sebelumnya, Gubernur Bank Sentral Jerman sudah memberikan pernyataan, bahwa neraca perbankan di Eropa melampaui 3 triliun euro. "Tapi, katalis penguatan rupiah ini masih bersifat sementara karena market berikutnya berpeluang dicemaskan kembali dengan beberapa sentimen negatif," paparnya.

Dari domestik, memang ada potensi BI rate dinaikkan akibat risiko tambahan inflasi 2% dari kenaikan harga Bahan Bakan Minyak (BBM) per 1 April 2011 dan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) pada Mei 2012 sehingga memperkuat rupiah.

Karena itu, dia menegaskan, outlook rupiah untuk jangka panjang masih menguat. "Tapi, untuk jangka pendek, secara historis, sebulan sebelum kenaikan harga BBM rupiah melemah. Setelah BBM dinaikkan baru rupiah menguat karena sentimen kenaikan inflasi yang mendorong kenaikan BI rate," paparnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Kamis (8/3) ditutup melemah 17 poin (0,18%) ke level 9.130/9.140 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar