Selasa, 13 Maret 2012

Saham Konsumer & Bank, Pilihan di Tengah Koreksi

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Indonesia Selasa (13/3/2012) diperkirakan melanjutkan koreksi. Namun, saham perbankan dan konsumer bisa jadi pilihan.

Cece Ridwanullah, analis dari Eko Capital Sekuritas mengatakan, IHSG hari ini masih akan lanjutkan konsolidasi. "Hal ini terjadi selama indeks belum menembus level psikologis 4000 dengan volume kuat dari saham-saham perbankan dan proxy index Astra Internasional,"katanya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, meskipun asing masih dalam posisi nett buying, namun kecenderungan pembelian investor asing ini juga masih dalam pola-pola jangka pendek, terutama untuk mengantisipasi RUPS sejumlah emiten berkinerja baik yang akan membagikan deviden.

Orientasi investor yang menggunakan broker asing ini juga bukan untuk meraup dividen, melainkan untuk mendapatkan capital gain dengan sentimen pembagian deviden. “Biasanya sebelum ex-date deviden, saham yang telah diakumulasi akan kembali dijual untuk merealisasikan capital gainnya.”paparnya.

Cece menilai, pola-pola jangka pendek akan terus berlaku sampai IHSG menembus level 4.000, karena investor masih menunggu realisasi rencana kenaikan BBM dan TDL. Terutama kenaikan TDL yang akan mempengaruhi proyeksi kinerja keuangan perusahaan-perusahaan. “Kenaikan BBM dan TDL ini akan memberi tekanan inflasi yang cukup besar,”ucapnya.

Sedangkan riset DBS Vickers mengatakan, sejumlah ekonom dari broker asing juga menyatakan bahwa keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan BI rate di 5.75 % sementara FASBI (suku bunga antar bank) di level 3,75%, memberi sinyal bahwa BI mulai memperketat kebijakan moneternya.

Meski kenaikan BBM bisa memberi tekanan inflasi, suku bunga patokan BI rate belum dianggap penting untuk diadjust naik. Indikasi pengetatan likuiditas/moneter terlihat dari keputusan BI. “Bagaimanapun, BI tetap harus mempertahankan pertumbuhan mengingat tekanan inflasi dari kenaikan BBM hanya berdampak temporer dan ringan pada pertumbuhan ekoomi,”paparnya.

Diharapkan BI tetap pada kebijakan pengelolaan ekses likuiditas perbankan melalui kenaikan GWM rasio perbankan maupun operasi pasar terbuka. “Tidak perlu menaikkan suku bunga acuan BI rate,” ucapnya.

Di tengah situasi ini, Cece merekomendasikan saham konsumer dan perbankan. Pilihannya adalah Indocement (INTP), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Charoen Pokphand (CPIN). Kemudian Bank Mandiri (BMRI), Bank Central Asia (BBCA) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI).

Pada perdagangan Senin (12/3/2012), Indeks Harga Saham Gabungan ditutup melemah tipis 4,2 poin atau 0,1% menjadi 3.987,35. Volume perdagangan 2,7 miliar saham senilai Rp3,05 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 155 saham melemah, 72 saham naik dan 112 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign buy mencapai Rp459,2 miliar dengan pembelian asing Rp1,6 triliun dan penjualan asing Rp1,1 triliun. [nat]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar