Rabu, 16 Maret 2011

Batubara laris, penambang sulit mendapat alat berat

Date : Mar 16 2011, 08:48
Title : News Story
Header : Batubara laris, penambang sulit mendapat alat berat


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Permintaan batubara dari dalam negeri dan ekspor naik pesat.
Celakanya, produsen batubara kesulitan menambah alat berat, seperti buldoser,
ekskavator, dump truck dan jenis lain.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI), Supriatna
Sahala membenarkan, banyak pengusaha tambang batubara sedang kesulitan
mendapatkan alat berat. Bahkan, kesulitan tersebut sudah berlangsung sejak
akhir 2010.
Dia belum tahu persis jumlah pembeli alat berat yang mengantre dan maupun
jumlah indent alat berat. "Yang jelas makin sulit, misalnya membeli truk
tambang ada beberapa perusahaan yang terpaksa harus indent selama setahun" kata
Supriatna kepada KONTAN, Selasa (15/3).
Kesulitan mendapatkan alat berat itu agaknya terdorong ekspansi
besar-besaran perusahaan batubara. Pesta pora pebisnis batubara ini sekadar
mengimbangi kenaikan permintaan batubara, utamanya dari China dan India.
Kebutuhan batubara bagi proyek pembangkit listrik 10.000 Megawatt (MW)
tahap I dan II turut memacu produksi batubara. "Ditambah lagi harga batubara
sedang bagus," terang Supriatna.
Supriatna menilai, harga batubara berkorelasi positif dengan permintaan
alat berat. Berdasarkan riset dari Philip Securities, tahun ini permintaan alat
berat hanya dari industri pertambangan naik 13% menjadi 4.673 unit. Tahun lalu,
permintaan alat berat dari industri pertambangan sebanyak 4.133 unit. Tahun
2009, permintaan alat berat dari industri pertambangan sekitar 3.175 unit.
Kenaikan permintaan alat berat ini terus mengekor peningkatan produksi
batubara Indonesia. Tahun 2009 misalnya, produksi batubara mencapai 260 juta
ton. Jumlah ini melampaui target produksi sebesar 230 juta ton. Tahun lalu,
produksi batubara mencapai 300 juta-320 juta ton, melebihi target produksi yang
sebesar 275 juta ton. Tahun ini, kalangan produsen menargetkan produksi
batubara sebanyak 340 juta ton.
Mayoritas batubara
Tak pelak, permintaan alat berat pun melonjak tajam. Corporate Secretary
PT United Tractors Tbk, perusahaan distributor alat berat, Sara Loebis
mengakui, lantaran permintaan tinggi, para pembeli terpaksa harus menunggu
selama beberapa bulan.
Masa indent pembelian alat berat kategori kecil dan sedang, berlangsung
selama tiga hingga empat bulan. Masa tunggu pembelian alat berat kategori besar
berlangsung antara enam hingga delapan bulan. "Ada beberapa model yang butuh
indent lebih lama lagi," kata Sara.
UNTR memasarkan alat berat merek Komatsu. Menurut Sara, penjualan alat
berat UNTR selama ini kebanyakan diserap sektor pertambangan. Porsinya 40% dari
total penjualan. Pada Januari 2011 penjualan alat berat UNTR mencapai 731 unit.
Dari jumlah itu, sebanyak 541 unit dibeli industri pertambangan, khususnya
batubara dan sebagian kecil ke pertambangan nikel. Sisanya masuk sektor
pertanian, kehutanan dan konstruksi. Tahun 2010, UNTR menjual 5.386 unit alat
berat ke berbagai industri.
[ Sofyan Nur Hidayat, Fitri Nur Arifenie ]

KONTAN Wed, 16 Mar 2011 ( 08:40:00 WIB )


=======================================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar