Kamis, 21 Juli 2011

Manufaktur China-Eropa Turun, Rupiah Tiarap

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (21/7) ditutup melemah 6 poin (0,07%) ke level 8.536/8.546 per dolar AS dari posisi kemarin 8.530/8.540.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, pelemahan rupiah hari ini dipicu oleh negatifnya data manufaktur China dan Eropa. Menurutnya, pasar melihat adanya pelambatan ekonomi global yang terlihat dari turunnya permintaan di sektor ini.

Indeks manufaktur Eropa dirilis turun ke level 50,4 dari sebelumnya 50 dan prediksi 51,6. Begitu juga dengan indeks manufaktur China yang turun ke level 48,9 dari sebelumnya 50 dan prediksi 51. "Karena itu, rupiah ditutup di level terlemahnya hari ini 8.536 dan 8.520 sebagai level terkuatnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (21/7).

Padahal, lanjut Christian, pada sesi pagi sentimen risk appetite sempat tertopang oleh strategi terbaru Perancis dan Jerman menjelang pengumuman paket bailout yang kedua bagi Yunani. Pasar berekspektasi positif bahwa penyebaran krisis dapat terhindari. "Detilnya, akan dipresentasikan pada KTT Uni Eropa malam ini di Brussel," ungkapnya.

Menurutnya, jumlah dana bailout yang kedua itu diperkirakan mencapai angka 110 miliar euro. Angka ini dinilai pasar positif. Sebab, angka itu paling tidak bisa mencegah kekhawatiran penyebaran krisis utang Yunani ke negara-negara Eropa yang lainnya. "Tapi, sentimen cukup imbang setelah data-data manufaktur dari Eropa maupun China dirilis di bawah estimasi," tandas Christian.

Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS menguat 0,16% ke level 75,21. "Terhadap euro, dolar AS menguat ke level US$1,4153 dari sebelumnya US$1,4220," imbuh Christian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar