Kamis, 21 Juli 2011

Inilah Saham-saham Siap Giring IHSG ke 4.300

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Usaha AS menghindari default (gagal bayar) dinilai semakin memperkuat tren bullish IHSG. Hingga September 2011, indeks domestik bakal bertenger di level 4.300. Inilah saham-saham pendukungnya.

Technical analyst dari Jsxpro.com Tommy Yu memperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan IHSG ^JKSE saat ini masih up trend dan sangat solid naik. Berdasarkan hitungan teknikal, menurut Tommy, pada September-Oktober 2011, indeks domestik berpeluang bertenger di level Rp4.300.

Adapun saham-saham yang bakal menjadi penggerak indeks ke level tersebut, menurutnya adalah saham-saham di sektor perbankan dan PT Astra Internasional (ASII) meskipun selalu tergantung pada timing-nya. “Sebelumnya penggerak indeks adalah sektor perbankan sekarang giliran properti. Tapi, secara umum penggerak utama indeks adalah sektor perbankan,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (20/7).

Tommy memperkirakan, selain ASII, saham seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Mandiri (BMRI) bakal menjadi pendongkrak indeks. “Itulah trio banking yang bakal dorong IHSG ke level 4.300,” tandas Tommy.

Dalam situasi ini, lanjutnya, strategi yang tepat adalah ‘let your profit run’ (membiarkan keuntungan terus naik). Artinya, dalam situasi market yang koreksi, jangan buru-buru merealisasikan keuntungan. “Terutama untuk long term investor lebih baik hold saja dulu, let your profit run,” tandasnya.

Tapi, untuk trader jangka pendek, saham-saham perbankan lebih baik profit taking saja terlebih dahulu. Untuk saat ini, disarankan tidak membeli terlebih dahulu saham-saham tersebut. “Untuk trading (investor jangka pendek) lebih baik melepas saham-saham di sektor ini karena baru saja mengalami kenaikan yang tajam,” tandasnya.

Trader, lanjutnya, bisa fokus pada saham-saham di sektor properti atau saham lain. Tapi, jika saham-saham perbankan sudah balik arah (menguat), bisa kembali mengintai saham di sektor tersebut. “Untuk trading bukan saat yang tepat mengambil ASII dan perbankan,” timpalnya.

Sebab, lanjut Tommy, swing ke atas saham-saham perbankan dan ASII sudah cukup panjang dan sekarang sudah saatnya untuk koreksi. “Lebih baik tunggu buy on weakness karena trennya masih naik tapi bukan waktu yang tepat untuk beli,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, pada intinya investor domestik tak perlu khawatir kondisi batas atas uang AS. Pasar lebih baik fokus pada IHSG yang berada pada garis bullish. “Obama yang sudah mendukung proposal kenaikan batas utang AS, akan menambah indeks domestik jadi semakin bullish,” tandasnya.

Hanya saja, menurut Willy, jika sebelumnya bullish indeks didukung oleh saham ASII dan saham-saham sektor perbankan, sekarang akan ditopang saham-saham yang secara valuasi tertinggal jauh. “Buktinya, saham-saham di sektor properti sekarang mendapat giliran untuk naik,” ujarnya.

Karena itu, imbuhnya, saham-saham yang tertinggal di sektor properti, pertambangan dan saham-saham BUMN bakal mendorong indeks ke 4.300 pada September 2011. Sebab, indeks ke level 4.300 tidak bisa tercapai tanpa didukung fondasi yang kuat yakni harus didukung oleh semua saham.

Saham-saham pilihan Willy adalah PT Perusahaan Gas Negara (PGAS), PT International Nickel Indonesia (INCO), PT Antam (ANTM) dan PT Timah (TINS). Lalu, PT Bumi Resources (BUMI) dan PT Darma Henwa (DEWA).

Di sektor properti PT Kawasan Industri Jababeka (KIJA) , PT Sentul City (BKSL) dan PT Bakrieland Development (ELTY). “Saya rekomendasikan strong buy saham-saham tersebut,” ujarnya.

Asal tahu saja, pada Selasa (19/7) waktu setempat atau Rabu (20/7) dinihari Presiden AS Barack Obama mengatakan, waktu mulai menipis untuk sebuah kesepakatan menaikkan batas utang. Presiden Barack Obama pun mendukung proposal dari dua partai (Republik dan Demokrat) untuk rencana pemangkasan defisit guna menghindari default (gagal bayar). [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar