Kamis, 21 Juli 2011

Melirik Pergerakan Saham Bakrie

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Beberapa saham grup Bakrie yang kemarin sempat menguat, kini terkoreksi lagi. Bagaimana prediksi para analis terhadap pergerakan saham B7?

Alwi Assegaf, analis dari Universal Broker Indonesia memprediksikan bahwa penguatan indeks masih akan berlangsung, meski rawan profit taking. Salah satunya didukung aliran dana asing yang masuk ke bursa. Alwi pun menyarankan investor untuk menerapkan strategi trading. “Pasalnya, dengan IHSG memasuki area overbought, maka risiko profit taking cukup besar,”ujarnya kepada INILAH.COM.

Saham pilihannya berasal dari kelompok Bakrie, yakni Bakrieland Development (ELTY) dan Dharma Henwa (DEWA). ELTY siang ini berada di level Rp165, atau turun Rp2 (1,2%). Sedangkan DEWA juga melemah Rp1 (0,87%) ke level Rp113. “Masih ada peluang bagi emiten ini untuk menguat,” katanya.

Menurut Alwi, ELTY menarik karena kemarin sudah pecah resistan di 168. Sedangkan DEWA secara teknikal memilki pola ascending triangle, menunjukkan berlanjutnya tren bullish ke level resistan di Rp119. “Untuk DEWA, dengan koreksinya saat ini, investor bisa beli di kisaran Rp105-109,” ucapnya.

Nico Omer Jonckheere, analis dari Valbury Asia juga menjagokan saham ELTY. Terutama didukung kondisi makro ekonomi maupun fundamental perseroan. Namun, tetap harus diperhatikan proyek infrastruktur jalan tol dengan masa konsesi panjang, yang dapat menimbulkan beban amortisasi dan bunga, yang berdampak pada bottom line selama masih dikonsolidasi.

“Kami cukup optimis terhadap prospek ELTY. Rekomendasi netral dengan target harga Rp178 per saham,” katanya dihubungi terpisah.

Menurutnya, ELTY memiliki prospek usaha yang solid, baik yang telah terealisasi dari penjualan sejumlah unit usaha city property, landed residential, hotel dan resort, jalan tol maupun sejumlah proyek yang akan datang, seperti pengembangan kawasan residensial Bukit Jonggol, pembangunan hotel dan villa, baik di Indonesia maupun luar Indonesia, serta pembangunan sejumlah ruas jalan tol.

Pada 2010, perseroan berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 29% menjadi Rp1,4 triliun, sehingga laba bersih naik 35% menjadi Rp179 miliar. Pada kuartal pertama 2011, perseroan juga mencatatkan peningkatan pendapatan yang cukup signifikan sebesar 107% menjadi Rp425 miliar.

Namun, meningkatnya beban bunga dan keuangan, menyebabkan laba bersih perseroan turun 45% menjadi Rp15 miliar.

Berbeda dengan Head of Research Division Universal Broker Indonesia Satrio Utomo. Menurutnya, jika level support grup Bakrie sudah ditembus, lebih baik investor mengamankan profit yang sudah didapat. “Jika menggunakan trading plan stop loss, pasar sudah tahu apa yang harus dilakukan,” ujarnya dihubungi terpisah.

Ia mencontohkan ELTY yang memiliki kisaran support Rp165 hingga resistance 170-175, “Ini berarti, sudah tercapai support-nya.”

Tommy menjelaskan, volume perdagangan pada saham-saham grup Bakrie hari ini mulai menghilang, setelah menguat pada perdagangan kemarin. Adapun volume besar kemarin hanya terjadi pada saham ELTY, didukung apresiasi saham-saham sektor properti, “Tapi, jika pergerakan saham Bakrie diiringi volume yang besar, bisa dimanfaatkan untuk posisi trading,” tutur Satrio.

Ditambahkan, yang terpenting saat ini adalah mewaspadai level-level support dari saham grup Bakrie. Sedangkan level resistance dinilai tidak terlalu penting, kecuali untuk ELTY dan BUMI. “Sebab, hingga siang, volume transaksi tidak begitu tampak di saham-saham grup ini,” ucapnya.

Untuk investor jangka menengah, Tommy menyarankan untuk wait and see. Sebab, orang masih punya modal bawah di saham-saham grup Bakrie. Misalnya, pada saham PT Energi Mega Persada (ENRG) masih banyak yang punya posisi modal di level Rp150-an. “Jika support di level Rp195 tembus, lebih baik taking profit. Daripada kembali ke modal, kan menyesal,” imbuh Satrio.

Terkait Bumi Resources (BUMI), Tommy menuturkan, selama China Investment Corporation (CIC) belum ada kejelasan soal utang BUMI, investor jangka menengah lebih baik wait and see saja.

Level support BUMI yang harus diperhatikan adalah Rp3.025, level terendah pada perdagangan kemarin. Sedangkan resistance BUMI di Rp3.075 -3.100. Jika saham BUMI bisa tembus Rp3.100, saham ini bertenaga ke Rp3.200-3.250. “Tapi, jika melihat volume transaksi yang tipis, berat mencapai level tersebut hari ini,” paparnya.

Sedangkan support Bakrie and Brothers (BNBR) di level Rp65, Bakrie Sumatera Plantation (UNSP) pada level Rp420, DEWA di level support Rp113, Bakrie Telecom (BTEL) di angka support Rp330. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar