Kamis, 21 Juli 2011

Khawatir Data China Memburuk, Bursa Asia Jatuh

Headline
INILAH.COM, Singapura - Sebagian besar saham Asia jatuh atas kekhawatiran output pabrik di China akan kontraksi bulan ini. Selain kinerja keuangan dari Hynix Semiconductor Inc hingga Hyundai Heavy Industries Co yang lebih rendah dari estimasi.

Indeks MSCI Asia Pacific pada perdagangan Kamis (21/7) cenderung stagnan di 136,80 pada pukul 4 sore di Tokyo. Sekitar lima saham turun, untuk setiap empat yang naik, dengan saham konsumen memimpin penurunan, atas kekhawatiran laju pemulihan ekonomi global akan melambat.

Matt Riordan, analis di Paradice Investment Management Pty, Sydney mengatakan, sementara langkah-langkah pengetatan tetap bertahan di China, maka hal tersebut akan menekan perekonomian dan membebani saham yang terkait pertumbuhan, “Keprihatinan Makro masih mendominasi pasar, tetapi jika resolusi dari isu-isu ada, maka fokus akan kembali ke fundamental dan pendapatan."

Indeks Nikkei 225 Stock Average menghapus kerugian sebanyak 0,3%, dan ditutup sedikit berubah setelah anjloknya yen terhadap dolar AS. Indeks Kospi di Korea Selatan turun 0,5%. Di Australia, indeks S & P / ASX 200 naik 0,1%, sedangkan indeks Hang Seng naik 0,2%.

Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 naik 0,5% hari ini. Di New York, indeks tergelincir 0,1% kemarin, atas kekhawatiran pemerintah akan gagal meningkatkan batas hutang. Hal ini meredam laba Apple Inc yang lebih tinggi dari estimasi.

Indeks komposit Shanghai turun 1% setelah laporan dari HSBC Holdings Plc dan Markit Economics menunjukkan output China mungkin kontraksi untuk pertama kalinya bulan ini dalam satu tahun. Data awal menunjukkan indeks pembelian manajer jatuh ke 48,9 pada Juli dari 50,1 pada Juni. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi.

BYD Co, pembuat baterai dan mobil yang sebagian sahamnya dimiliki Warren Buffett Berkshire Hathaway Inc, dan mendapat 85% total pendapatan dari China, turun 2,9% di Hong Kong. Agricultural Bank of China Ltd, pemberi pinjaman terbesar ketiga China dari nilai pasar, turun 1,5%.

"Manufaktur lambat di China diekspektasikan sektor ekspor melambat," kata Pauline Dan, CEO Samsung Asset Management, Hong Kong,”Dalam jangka pendek, ini akan menyebabkan rasa sakit."

Pengembang Soho China Ltd., pengembang terbesar di daerah pusat bisnis Beijing,jatuh 1,9% di Hong Kong, setelah regulator perbankan nasional mengatakan akan mencermati risiko yang melibatkan pinjaman kepada industri real estate. Dikabarkan, sebanyak 20 kota lebih akan membatasi pembelian rumah.

Kinerja yang buruk, membawa beberapa saham melemah hari ini. Hyundai Heavy, pembuat kapal terbesar dunia merosot 5,1% di Seoul karena laba bersih turun 17%. Hynix tenggelam 2,3%, setelah laba kuartalan merosot, akibat perlambatan permintaan komputer pribadi menyeret harga chip.

Sebagian besar saham jatuh, meskipun Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyepakati kerjasama untuk mengatasi krisis utang Yunani, menjelang KTT di Brussels hari ini. Terutama untuk membasmi penularannya di pasar obligasi Eropa.

"Masalah-masalah di Eropa cukup besar dan memerlukan beberapa langkah untuk memiliki solusi yang jelas," kata Yoji Takeda, di RBC Investment Management (Asia) Ltd, Hong Kong. "AS juga membuat beberapa kemajuan kesepakatan utang dan saya berharap mereka memiliki solusi akhirnya." [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar