Kamis, 21 Juli 2011

Permintaan aset emerging market menanjak, mata uang Asia perkasa

MANILA. Mata uang Asia ramai-ramai menguat atas dollar. Kali ini, keperkasaan dipimpin oleh peso Filipina. Investor rupanya optimistis pemimpin Eropa akan menemui kata sepakat mengenai bailout Yunani yang terbaru, sehingga mendongkrak permintaan aset-aset emerging market.

Asal tahu saja, the Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index mencapai level tertinggi dalam 14 tahun. Kondisi ini terjadi setelah Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyetujui untuk bekerjasama dalam menangani masalah utang Yunani pada pertemuan yang berlangsung hari ini.

Selain itu, sejumlah sentimen positif lainnya adalah tingkat ekspor Thailand diramal akan naik pada Juni dan Fitch Ratings memprediksi Indonesia akan mampu mendapat kenaikan rating kredit sebelum akhir tahun depan.

Catatan saja, the Asia Dollar Index kembali naik dan sudah berlangsung selama tiga hari terakhir. Peso menguat 0,3% menjadi 42,607 per dollar pada pukul 10.26 waktu Manila. Sementara, baht Thailand menguat 0,2% menjadi 29,86 dan ringgit Malaysia menguat 0,1% menjadi 2,9940. Sedangkan yuan China menguat 0,12% menjadi 6,5420.

"Ada kelegaan yang dirasakan investor atas situasi yang terjadi di Eropa, sehingga memulihkan permintaan aset-aset beresiko. Arus dana asing banyak mengalir ke kawasan regional, khususnya ke Asia Tenggara. Kami sudah melihat berita positif dari kawasan Asia ini, termasuk kemungkinan kenaikan peringkat kredit," jelas Shigehisa Shiroki, chief trader Mizuho Corporate Bank Ltd di Tokyo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar