Kamis, 21 Juli 2011

Pembajakan pejabat MI mulai marak

JAKARTA. Industri reksadana semakin seksi. Indikasinya, laju perpindahan wakil manajer investasi dari satu Manajer Investasi (MI) ke MI lain mulai meningkat. Praktik ini lazim disebut pembajakan, seperti halnya di perbankan. Apalagi, industri reksadana sebentar lagi juga bakal kedatangan sedikitnya lima MI baru.

Pengurus inti di sejumlah MI ramai-ramai pindah gerbong. Kabar terakhir adalah hijrahnya Direktur Utama Danareksa Investment Management (DIM), John D. Item, yang menyeberang ke Indo Premier Investment Management. John tidak sendirian. Dia memboyong dua anak buahnya, yakni Ernawan R. Salimsyah, Senior Portfolio Manager Asset Management DIM; dan Diah Sofiyanti, Head of Bank Distribution & Retail Marketing DIM. Diah mengakui kebenaran kabar tersebut. "Ya, efektif per 1 Agustus (kami) sudah ada di tempat baru," imbuhnya.

Sebelumnya, Putut Endro Andanawarih, Direktur First State Investment bergabung ke Manulife Aset Manajemen Indonesia. Di perusahaan barunya, Putut menjabat sebagai Investment Specialist. "Saya bergabung ke Manulife sejak 6 Juni tahun ini," ujar Putut lewat pesan singkat ke KONTAN, kemarin.

Industri berkembang

Eksekutif lain yang hengkang dari tempat lama adalah Ari Pitoyo, Kepala Riset Mandiri Sekuritas. Ari dikabarkan pindah ke Prudential Asset Management dan menduduki posisi Direktur Investasi.

Putut Endro yang sudah sebulan bergabung dengan Manulife mengungkapkanalasan kepindahannya karena industri reksadana semakin berkembang. Dus, para MI membutuhkan orang-orang yang paham reksadana, baik dari sisi pengalaman maupun kualitas. "Ini hal yang wajar di saat industri sedang bergerak dinamis," kata dia. Sayangnya, orang-orang yang berpengalaman di industri ini masih terbatas. Padahal tidak sedikit MI yang ingin berekspansi.

Keterbatasan SDM di industri reksadana semakin menegaskan kalau ketersediaan tenaga ahli tak sebanding dengan membeludaknya permintaan. Inilah yang menyebabkan praktek saling membajak semakin nyata.

Apalagi, "Ada iming-iming pendapatan yang dijanjikan biasanya lebih besar dibandingkan perusahaan lama," tutur seorang sumber KONTAN. Mantan direksi salah satu MI ini menyebutkan, nilai gaji seorang pejabat MI papan atas di Indonesia saat ini bisa mencapai Rp 100 juta per bulan. Pada 2009, nilainya masih sekitar Rp 60 juta per bulan.

Diah sendiri mengelak perpindahannya lantaran dikompensasi dengan harga lebih tinggi. "Saya tidak mau bicara angka, ya," tuturnya.

Djoko Hendratto, Kepala Biro Pengelolaan Investasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, menyatakan, tren perpindahan pejabat MI berdampak positif bagi industri reksadana. "Nantinya orang yang profesional dan berpengalaman tersebar di seluruh MI," ujar dia.

Djoko bilang, pejabat yang pindah dari tempat lama berpeluang mendapatkan bayaran lebih tinggi di perusahaan baru. Toh, tren perpindahan adalah hal yang wajar. Ini bukan hanya terjadi di industri reksadana, tapi asuransi dan perbankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar