Senin, 14 Maret 2011

Bursa Tokyo Jatuh Parah Hingga 5%


Tokyo - Bursa Saham Tokyo langsung mengalami kejatuhan terparah hingga 5% pada awal perdagangan Senin ini, atau tepat tiga hari setelah terjadinya tsunami yang diperkirakan menelan kerugian ratusan triliun di Jepang. Indeks Nikkei-225 jatuh di bawah level 10.000.

Mengawali perdagangan Senin (14/3/2011), indeks Nikkei-225 langsung merosot hingga 556 poin (5,42%) ke level 9.698,37. Kejatuhan bursa saham yang merupakan terburuk dalam sejarah Jepang itu terjadi setelah gempa dan tsunami yang terburuk melanda negara tersebut.

Bursa Australia juga mengawali perdagangan Senin ini dengan penurunan cukup besar. Indeks S&P/ASX200 dibuka anjlok 71,9 poin (1,54%) ke level 4.572,9.

"Jepang adalah fokus berita-berita. Mood sekarang cukup tertahan, namun jelas bukan pada sisi yang panik," ujar Andrew Sekely, direktur Intersuisse seperti dikutip dari AFP.

Bank Sentral Jepang (Bank of Japan) menginjeksikan 7 triliun yen (US$ 85,7 miliar) ke pasar uang jangka pendek, dalam rangka membangun kepercayaan setelah gempa dan tsunami yang sudah menelan banyak korban tewas itu.

Intervensi tersebut merupakan operasi tunggal terbesar yang dilakukan BoJ.

"Kami akan mengambil semua kebijakan yang memungkinkan, termasuk memberikan likuiditas, menjamin stabilitas pasar finansial dan menjaga setelmen kesepakatan bisnis," ujar juru bicara BoJ.

Sementara Reuters melaporkan, gempa dan tsunami di Jepang diperkirakan menelan kerugian asuransi hingga US$ 35 miliar. Angka tersebut menjadikan bencana tersebut sebagai 'bencana termahal' dalam sejarah, mengalahkan bencana Katrina.

Angka kerugian hingga US$ 35 miliar itu sekaligus hampir menyamai kerugian bencana yang ditutup oleh industri asuransi selama tahun 2010.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar