Senin, 14 Maret 2011

Tsunami Jepang Ancam Harga Batubara

Jakarta - Harga batubara terancam turun pasca tsunami Jepang. Karena, Jepang selama merupakan importir batubara yang cukup besar untuk kebutuhan pembangkit-pembangkit listriknya.

Menurut keterangan Kementerian ESDM yang dikutip, Senin (14/3/2011), Jepang selama ini mengimpor batubara Indonesia dengan jumlah besar. Di 2010, jumlah impor batubara Jepang mencapai 24 juta ton atau 10% dari total produksi batubara Indonesia di 2010 yang sebesar 275 juta ton.

Sementara realisasi impor batubara Jepang di 2010 adalah 116,5 juta ton. Jadi 20% kebutuhan impor batubara Jepang dipasok dari Indonesia.

Kementerian ESDM menjelaskan, pembeli dari Jepang merupakan pembeli utama thermal coal Australia seperti Tokyo Electric Power Co (TEPCO), Tohoku Electric Power Co Inc and Chubu Electric. Nama-nama tersebut merupakan perusahaan pembangkit listrik terkemuka Jepang yang tengah bernegosiasi dengan perusahaan tambang Xstrata, eksportir thermal coal terbesar dunia.

"Namun, adanya bencana yang menimpa Jepang akan sangat mungkin mempengaruhi proses kontrak jual-beli yang sedang berlangsung sehingga otomatis akan mempengaruhi harga batubara di Asia," jelas keterangan Kementerian ESDM tersebut.

Pada Maret, Kementerian ESDM mengumumkan Harga Batubara Acuan (HBA) mencapai US$ 122,43/ton, turun dari Februari 2011 yang sebesar US$ US$127,05/ton. Ini merupakan pertama kalinya harga patokan batubara turun sejak konsisten mengalami kenaikan dari Oktober 2010 yang sebesar US$ 92,68/ton hingga puncaknya di Februari 2011 US$ 127,05/ton.

Harga patokan ini ditetapkan pada Kamis (10/3/2011), sehari sebelum bencana tsunami di Jepang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar